Jika dulu hanya barang mewah yang bisa dicicil tapi sekarang barang seperti televisi, kulkas, ponsel, bahkan blender juga bisa dibeli dengan mencicil.
Tapi alangkah bijaknya kita tidak terlampau gelap mata, benarkah cicilan barang yang kita beli membuat kita lebih untung? Apakah pernah terlintas dalam benak kita membayar lunas semuanya demi terbebas dari lilitan hutang?
Rakhmi Permatasari, perencana keuangan dari Safir Senduk dan Rekan, seorang perencana keuangan berkata, jika ingin mencicil sebaiknya disesuaikan dengan jenis barangnya. "Ada barang yang sifatnya konsumtif dan ada barang produktif," ujarnya.
Barang konsumtif seperti yang dimaksud adalah jenis barang yang tidak bisa digunakan untuk menghasilkan uang kembali, seperti ponsel, mesin cuci, dan televisi. Sedangkan barang produktif bisa "diputar" untuk menghasilkan uang kembali, misalnya mobil yang semula merupakan barang konsumtif jika digunakan untuk usaha toko keliling akan menjadi barang produktif.
"Alangkah baiknya barang konsumtif dibeli dengan tunai karena bunga yang dikenakan cukup besar. Artinya konsumen akan membayar harga yang lebih mahal dari seharusnya," ujarnya.
Ia pun mencontohkan, katakanlah untuk mencicil suatu barang senilai Rp 1 juta, kita akan dikenakan Rp 100 ribu untuk bunga.
Tapi andai kita membayarnya lunas, kita bisa berhemat Rp 100 ribu dan justru bisa digunakan untuk membeli barang lain atau malah diinvestasikan dan berkembang.***
0 komentar:
Posting Komentar