JAKARTA-Jaksa Agung Basrief Arief membantah dirinya dan tim penyidik kejaksaan agung sengaja melindungi Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan
kroni-kroninya seperti Michael Bimo Putranto dan David Herman Jaya terduga otak pelaku korupsi pengadaan Bus Way dan Bus Reguler pada Dinas Perhubungan DKI Jakarta tahun anggaran 2013 yang merugikan negara Rp 54 miliar.
Bantahan itu disampaikan Jaksa Agung melalui Kepala Pusat Penerangan dan Hukum Kejaksaaan Agung (Kapuspenkum), Kamis (11/9).
"Saya sudah konfirmasi ke Jaksa Agung. Beliau menyatakan bahwa informasi
tersebut tidak benar," kata Tony Spontana, Kapuspenkum Kejaksaan Agung.
Bantahan Jaksa Agung Basrief Arief tersebut sehubungan permintaan konfirmasi dan penjelasan disampaikan terkait dengan merebaknya informasi keterlibatan Abraham Arief putra
sulung Jaksa Agung pada Tim Transisi Presiden terpilih, Joko Widodo, Rabu kemarin (10/9).
Abraham Arief salah satu putra Jaksa Agung Basrief Arief adalah mantan eksekutif PT Trimegah Securitas. Abraham
Arief sampai tahun 2013 lalu masih menjabat sebagai salah satu direktur PT Trimegah Securitas di mana Sofyan Djalil,
orang kepercayaan dan tangan kanan Jusuf Kalla duduk sebagai Komisaris Utama.
Tidak hanya itu, orang dekat James Riady, Sunata Tjiterosampurno juga tercatat
sebagai komisaris PT Trimegah, sehingga posisi Jaksa Agung Basrief Arief terkait dengan kasus korupsi Bus Trans Jakarta
yang melibatkan capres Joko Widodo, patut diduga memiliki benturan kepentingan atau conflict of interest .
Maraknya tudingan dari berbagai kalangan
masyarakat bahwa penyidik Kejaksaan Agung terlalu lamban dan terkesan melindungi korupsi Gubernur DKI Jakarta pada pengadaan Bus Trans Jakarta tahun anggaran 2013, menimbulkan keraguan besar terhadap integritas para penyidik dan Jaksa Agung.
Penyidikan kasus korupsi Bus Trans Jakarta hingga hari ini,
Kamis 11 September 2014 baru
menetapkan tujuh tersangka, antara lain : Udar Pristono, Setya Tuhu, Drajat Adyaksa, Prawoto, Budi Susanto, dan Agus Sudarso.
Penyidik bahkan belum menetapkan terduga otak pelaku korupsi yakni Bimo Putranto, David Herman Jaya dan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. John Willy/Asatu
0 komentar:
Posting Komentar