728x90 AdSpace

 photo 720x90_zps7gcl6vrq.gif
Latest News
Kamis, 20 Maret 2014

Benarkah Citra Positif Jokowi Hasil Rekayasa?

Luar biasa, pencitraan melalui sebuah lembaga survey demi mendongkrak popularitas tokoh publik di negeri ini ternyata terbukti ampuh menggiring opini hingga berpengaruh kepada elektabilitas tokoh dimaksud.

Kali ini saya akan mencoba mengulas sedikit hal itu dari kaca mata saya yang menyoroti sosok Jokowi.

Mengapa harus Jokowi?
Karena belakangan figur mantan Walikota Solo itu berhasil menggiring opini sedemikian hebatnya hingga masyarakat mempercayainya sebagai pejabat yang jujur dan peduli terhadap wong cilik.

Tak tanggung-tanggung, pola blusukan menjadi gaya kepemimpinan Jokowi juga menempatkannya sebagai ikon pekerja ulet, jujur dan bahkan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono mengadopsi inisiatif cerdas Gubernur DKI Jakarta tersebut.

Nyaris seluruh media massa nasional bahkan Internasional mengabarkan kinerja positif sang Gubernur. Tak ayal, Jokowi memiliki pengaruh luar biasa di mata publik dan politik.      

Apa dan Bagaimana Jokowi Melakukannya?
Sebuah situs berita yang dikenal kerap mengkritisi kinerja Jokowi mengungkapkan, terdongkraknya popularitas pria kelahiran Surakarta 21 Juni 1961 itu tak lepas dari peran serta sosok Stanley Bernard yang akrab dipanggil Stan.

Ia merupakan konsultan politik, pollster, ahli strategi pemenangan pemilu - pilpres nomor wahid di dunia. Stan juga adalah Ketua Korps Demokrat Amerika Serikat (AS) yang dikenal begitu dekat dengan konglomerat Indonesia James Riady (James) yang keduanya juga adalah anggota elit Arkansas Connection, sebuah organisasi berpengaruh yang  dikendalikan Partai Demokrat AS.

Masih menurut situs tersebut, Stan dan James bekerja sama dengan sengaja melambungkan citra Jokowi setinggi mungkin dengan mengatasnamakan hasil penelitian dari lembaganya. Terbukti dalam waktu sekejap citra mantan pengusaha meubel tersebut melesat tinggi mengalahkan tokoh nasional yang ada. Sungguh fenomenal.   

Menurut penelitian seperti dikatakan Stan, September 2013 saja elektabilitas Jokowi mencapai 68% mengalahkan elektabilitas partai penaungnya yaitu PDIP yang elektabilitasnya hanya sebesar 28%. Hal itu didasarkan atas kesimpulan hasil penelitian dan respon masyarakat yang menempatkan Jokowi sebagai figur jujur dan dapat dipercaya. Disusul kemudian oleh Prabowo Subiyanto 15%, Aburizal Bakrie 11%.  

Keraguan Hasil Survey
Namun belakangan hasil survey itu dimentahkan salah satu peserta dalam presentasi yang mengatakan, apa yang diungkapkan Stan hanya merupakan strategi politik belaka. Terlebih saat melakukan presentasi kapasitas Stan sebagai aktor pencitraan Jokowi tidak diketahui publik. Demikian diungkapkan Prof Dr Iberamsyah, Guru Besar Universitas Indonesia (UI).  

“Presentasi pekan lalu, tidak dilaksanakan secara terbuka, karena survey ini merupakan pesanan sebuah lembaga, bukan inisiatif Stan Greenberg,” ujar Iberamsyah pada akhir September 2013 lalu.

Mulai Ragukan Jokowi
Sontak terungkapnya strategi pencitraan terhadap Jokowi oleh Stan mengejutkan masyarakat Indonesia. Kabar buruk itupun kian meluas karena tidak menduga telah terjadi rekayasa melalui lembaga survey. Dikhawatirkan kondisi ini dapat berpengaruh terhadap Independensi lembaga survey yang ada di Indonesia.

Dan secara perlahan hal itu terjawab melalui fakta penyerapan APBD DKI yang hanya mampu mencapai 55%. Persentase penyerapan APBD tersebut paling rendah dibandingkan propinsi lain di Indonesia. Hal itu adalah akibat tersendatnya sejumlah program pembangunan daerah. Dan hal itu sangat bertolak belakang dengan janji Jokowi saat melakukan kampanye tahun 2012. Ditambah lagi dengan belum berhasilnya Jokowi mengatasi banjir besar serta persoalan macet di Ibukota.

Namun tentu saja penjabaran di atas masih merupakan ulasan kecil saja. Soal berhasil dan tidaknya Jokowi termasuk berbagai kehebatan kinerjanya tetaplah masyarakat yang merasakannya. Demikian sedikit tulisan saya.

Penulis : Deny Sinatra  


  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Item Reviewed: Benarkah Citra Positif Jokowi Hasil Rekayasa? Rating: 5 Reviewed By: Unknown