JAKARTA-Pihak Kuasa Hukum
Prabowo-Hatta yakin akan menang dalam sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) di Mahkamah
Konstitusi (MK) yang akan diputuskan (21/8).
"Saya optimistis seratus persen bisa dikabulkan. Jika kita bicara hukum, kita akan mengerti apakah dalil-dalil telah kita buktikan dengan baik," ujar anggota Tim Kuasa Hukum Prabowo-Hatta, Elza Syarief,
dalam diskusi bertajuk "Menanti
Putusan MK" di Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (20/8).
Keyakinan Elza tersebut berdasarkan perjalanan persidangan yang telah dilalui. Bukti dan saksi yang telah dihadirkan dalam persidangan, kata Elza, sangat kuat menunjukan adanya kecurangan dalam penyelenggaraan Pilpres 9 Juli lalu.
"Saya yakin dengan persidangan ini dan saksi-saksi yang dihadirkan telah terang benderang apa yang kami permasalahkan sudah terbukti. Kami berharap dan berdoa
semoga hakim-hakim konstitusi ini menegakkan kebenaran dan keadilan," tutur Elza.
Yang ia khawatirkan adalah keputusan hakim MK tidak obyektif, hakim dalam mengeluarkan keputusannya tidak melihat bukti dan saksi yang terungkap dalam persidangan. "Saya yakin
menang. Namun, hakim kan manusia, ada rasa takut, ada kepentingan, ada juga intimidasi. Kita doakan hakim-
hakim ini kuat, yang memutuskan dengan kebenaran dan keadilan," kata Elza.
Sementara itu, di tempat terpisah, pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah-Jakarta yang juga peneliti dari Nusantara Institute, Pangi Syarwi Chaniago, memprediksi amar putusan yang akan diambil hakim-hakim konstitusi dalam perkara tersebut adalah putusan kompromi atau jalan tengah, untuk mengakomodasi kepentingan kedua belah pihak.
"Ketika MK tidak mengambil jalan tengah, tentu akan membuat suasana gaduh, mengancam kesatuan bangsa,
yang berujung konflik horizontal.
Artinya, putusan MK berisiko besar karena membuat rakyat terbelah. Pasca-putusan MK jangan sampai pendukung kedua belah kubu atau rakyat mempertanyakan di mana
mereka mencari keadilan. Publik bisa curiga karena MK tak memenuhi rasa keadilan.
Padahal, jelas MK adalah benteng terakhir tempat mencari
keadilan. Denyut jantung, getaran hati, dan nadi publik gelisah sampai putusan MK keluar. Saya kira publik merindukan keputusan yang memenuhi rasa keadilan dan keputusan yg mengakomodasi kepentingan kedua belah pihak. Apalagi, keputusan MK besok menentukan legitimasi presiden
selanjutnya. Jadi, menurut prediksi saya, MK akan putusan pemungutan suara ulang di sebagian tempat," ungkapnya.
Menurut Pangi lagi, kalau gugatan permohonan Prabowo ditolak keseluruhan oleh hakim MK, MK sedang mempertaruhkan kepercayaan
publik. "Jadi, ini momentum perbaikan pemilu di Indonesia. Putusan MK nanti bisa menjadi pembelajaran besar, sehingga orang enggak seenaknya
melakukan kecurangan atau main-main dengan pemilu. Efek jera penting. Kalau enggak, sebentar-sebentar ke MK. Pemilu yang akan begitu lagi,
ujungnya MK. Tapi, substansi pemilu yang adil tidak pernah tercapai," ujarnya.
Pangi percaya, putusan MK nanti akan benar-benar memenuhi rasa keadilan.
"MK tidak mungkin melegalkan
kecurangan. Ini momentum perbaikan sistem pemilu," kata Pangi. Wendy
0 komentar:
Posting Komentar