Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan para kepala daerah tertarik untuk menggunakan sistem elektronik Pemkot Surabaya seperti "e-budgeting".
Ketertarikan itu bermula setelah Pemkot Surabaya diminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk melakukan presentasi terkait "e-budgeting" pada beberapa bulan lalu.
"Mereka tertarik bekerja sama. Kenapa kerja sama? Karena kami sudah ISO untuk pengamanan Teknologi Informasi, jadi harus pakai pakta integritas. Sebab kalau tidak, bisa dibobol karena kami sudah proses sampai pencairan keuangan," katanya.
Oleh karena itu, pihaknya melakukan penandatanganan dengan beberapa kepala daerah pada HUT ke-721 Surabaya, 31 Mei 2014. Ke-14 daerah yang melakukan penandatanganan lintas kerja sama itu yakni Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Pemkot Medan, Pemkot Tebing Tinggi, Pemkot Batam, Pemkot Pekanbaru, Pemkot Depok, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul, Pemkot Kediri, Pemkot Banjarmasin, Pemkot Balikpapan, Pemkab Kotawaringin Timur, Pemkot Palu, Pemkot Makassar dan Pemkab Jayapura.
Momentum tersebut juga menandai kerja sama Pemkot Surabaya dengan Universitas Negeri Surabaya, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, ITS, dan juga Kopertis wilayah VII Jatim. Wali kota menjelaskan kerja sama yang dilakukan adalah dalam bentuk Pemkot Surabaya memberikan "software", baik "e-budgeting" sampai perizinan secara daring ("onlie").
Bahkan, bila beberapa kepala daerah tersebut membutuhkan pelatihan untuk itu, maka Pemkot Surabaya siap mengirimkan tenaga pelatihan. "Kita ndak bisa berikan IT-nya karena di situlah proteksinya," katanya.
Ia mengaku tidak keberatan bila sistem elektronik di Pemkot di "copypaste" oleh kepala daerah lain secara gratis. "Tidak apa-apa supaya daerah lain juga maju. Kan tidak bisa Surabaya maju sendiri. Mereka akan bisa merasakan terjadi penghematan luar biasa, dan itu bisa mereka gunakan melayani masyarakat dengan lebih baik," katanya.
Secara terpisah, Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi mengatakan selama ini, pihaknya sudah banyak belajar dari Surabaya. Beberapa program elektronik Pemkot Surabaya disebutnya telah diadopsi di Balikpapan. "Terakhir e-budgeting ini. Dengan e-budgeting kita bisa kontrol. Benar apa kata Bu Risma bahwa dengan ini kita bisa melakukan efisiensi. Kita bisa manfaatkan dana untuk kepentingan lebih besar. Selama ini kan banyak yang tidak bisa dikontrol," katanya.
Rizal mengatakan pihaknya sudah lama meminta kerja sama dengan Pemkot Surabaya. Karenanya, pihaknya sangat berterima kasih kepada Wali Kota Surabaya yang telah membuka pintu untuk bekerja sama. Menurutnya, jika membuat sistem elektronik sendiri akan perlu tenaga dan biaya sendiri, serta sistem sendiri. "Surabaya ternyata bisa memelopori. Kita banyak belajar dari Surabaya. Dari kementerian tidak dapat, dari Surabaya malah dapat. Pokoknya kita datang," katanya.| ANT
0 komentar:
Posting Komentar