SURABAYA-Sebut saja Andri (samaran) saat ini bekerja di Hotel Tunjungan Surabaya sebagai Supervisor Housekeeping di bawah naungan PT Lamicitra Nusantara, yang juga memiliki Jembatan Merah Plaza (JMP) dan Pusat Grosir Surabaya (PGS).
Andri menuturkan, Kamis (8/5) selama bekerja di hotel tersebut tidak pernah mendapatkan haknya yang layak sebagai karyawan. “Gaji aja di bawah standar upah minimum regional. Slip gaji pun belum pernah dapat selama bekerja. Gaji selevel supervisor Rp 1.850.000, plus insentif Rp 48.5000 yang dibayarkan pada pertengahan bulan, jauh di bawah upah minimum,” katanya.
Andri juga mengungkapkan telah terjadi pemukulan terhadap kawannya yang bernama Lutfi oleh direktur operasional yang bernama Pranowo Kartika. Kejadian tersebut ketika Lutfi hendak sholat asar di lantai 3. Ketika sedang menunggu lift, Lutfi bertemu Pranowo dan Robin, direktur keuangan, yang hendak keluar dari lift.
Pranowo menegur Lutfi agar tidak menggunakan lift, lantas lutfi menuju tangga dan baru berberapa langkah dan tanpa basa-basi tiba-tiba Pranowo memukul Lutfi hingga tersungkur dan kejadian itu dilerai oleh Robin, Lutfi pun disuruh ke ruangan sumber daya manusia oleh Pranowo.
Setibanya di ruangan itu lagi-lagi Pranowo kembali memukul Lutfi, kembali Robin melerai.
Atas kejadian tersebut, Lutfi melaporkan Pranowo ke Polsek Tegalsari, Surabaya. Kejadian pemukulan terhadap karyawan hotel tersebut terekam CCTV keamanan hotel. Tapi, tanpa ada keterangan yang jelas, rekaman tersebut dihapus oleh pihak manajemen hotel. Pihak kepolisian sedang mengusut kasus ini.ASN
0 komentar:
Posting Komentar