Trenggalek - Kekeringan berkepanjangan terjadi di sebagian besar Wilayah Nusantara termasuk Kabupaten Trenggalek. Beberapa wilayah terdampak cukup parah dan sangat membutuhkan suplay air.
Sekertaris Dinas Bina Marga Kabupaten Trenggalek Yoso Miharjo saat di konfirmasi pada (27/10) kemarin siang, mengatakan debit air beberapa sungai di wilayah Trenggalek Menurun drastis kurang lebih mencapai 80%.Dari sekian banyak sungai hanya sungai Bagong saja yang masih bertahan, itupun hanya cukup untuk mengairi lahan pertanian di daerah tertentu.
Banyak wilayah yang masih kekurangan suplay air untuk mengairi lahan pertanianya, seperti di antaranya desa Prambon, Jati, Ngepeh dan beberapa desa lainya. Kemungkinan debit air sungai masih akan turun karena jika kita lihat kemarau masih terus berjalan, sedangkan hujan belum juga turun hingga saat ini.
"Seharusnya pada musim kemarau seperti ini petani sudah di arahkan untuk menanam tanaman palawija, namun masih banyak juga petani di Kabupaten Trenggalek ini yang tetap berupaya menanam padi," kata Yoso.
Tanaman palawija setidaknya membutuhkan lebih sedikit air untuk kebutuhan hidupnya. Dibandingkan tanaman padi yang sangat membutuhkan banyak air hingga empat kali lipat dari tanaman palawija seperti Jagung, Kedelai dan lain sebagainya. Sehingga tanaman palawija lebih cocok untuk ditanam pada musim kemarau seperti ini. (efn)
Foto : data pengukuran debit sungai
0 komentar:
Posting Komentar