SURABAYA - Mantan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini punya cerita terkait keluhan pedagang yang keberatan membayar biaya stand di Pasar Turi.
Seperti diberitakan sebelumnya, Risma berupaya keras membela warganya untuk tetap berdagang di Tempat Penampungan Sementara (TPS) selama proyek pembangunan berlangsung pasca terbakarnya Pasar Turi. TPS itu sendiri disediakan oleh investor pemenang lelang yaitu PT Gala Bumi.
Setelah gedung Pasar Turi dibangun, pedagang tak mau menempati stand dengan alasan harga yang dipatok terlampau tinggi, hingga pedagangpun mengadukan nasibnya dan lebih memilih bertahan berjualan di TPS. Melihat kondisi itu, Risma memilih tidak membongkar TPS dan mengijinkan pedagang tetap berjualan. Di sinilah masalah itu mulai mencuat ke permukaan.
"Tentu saja saya lebih memilih membela warga saya untuk tetap berdagang di TPS itu. Mereka hanya ingin mengais rejeki secara halal, dan untuk menempati stand baru di Pasar Turi harganya memberatkan mereka, lalu apa yang salah ketika saya membela warga saya dengan tetap mengijinkan mereka di TPS itu?' kata Risma.
Lanjut Risma, dirinya dituding melakukan pembiaran terhadap TPS yang ditempati pedagang. "Saya sebelumnya sudah menjelaskan, dalam kontrak Pemkot tidak memiliki kewajiban membongkar TPS, malahan developer yang wajib menyediakan TPS untuk pedagang. Pokoknya demi membela warga Surabaya, saya tidak akan gentar meski masalah ini harus dibawa ke ranah hukum sekalipun," katanya lagi.
Sementara itu, Polda Jatim yang telah melakukan penyelidikan hingga gelar perkara atas kebijakan pembangunan TPS Pasar Turi Surabaya memutuskan kasus itu dihentikan.
"Dari hasil gelar perkara yang kita dapatkan, berdasarkan alat bukti ternyata tidak cukup bukti, mendudukkan perbuatan ini," terangnya sambil menambahkan, dalam waktu segera, Polda akan menerbitkan SP3. deni
0 komentar:
Posting Komentar