Ke 15 daerah itu adalah, Kabupaten Jombang, Banyuwangi, Probolinggo, Kediri, Sumenep, Pamekasan, Nganjuk, Trenggalek, Kabupaten dan Kota Mojokerto, serta Kabupaten dan Kota Madiun, Magetan, Ponorogo dan Lamongan.
Belakangan ada 5 daerah yang berstatus KLB, dengan asumsi terjadinya peningkatan jumlah pasien di daerah tersebut. Diantaranya Kabupaten Tulungagung, Pasuruan, Ngawi, Pacitan dan Bangkalan. Jadi Total yang berstatus KLB demam berdarah sebanya 20 daerah.
Guna mengatasi hal itu, Gubernur Jatim, Soekarwo, langsung mengirimkan potensi logitik ke 20 daerah tersebut.
"Kita tadi sudah berkoordinasi dengan instansi terkait utamanya Dinas Kesehatan agar bertindak cepat mengatasi hal ini. Logistiknya sudah kita kirim," kata Soekarwo. Jumat (30/1).
Anggarannya tidak terbatas dan bisa dipertanggung jawabkan. "Ini khan anggaran yang masuk pos bencana sosial. Memang banyak duit yang digunakan," kata Soekarwo.
Pasien terbanyak terjangkit wabah ini adalah Kabupaten Sumenep. Laporan terakhir terdapat sekitar 289 penderita. "Saya berharap seluruh kabupaten/kota melakukan promotif, preventif,
dan kuratif.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Pemprov Jatim, dr Harsono, mengatakan, wabah ini cenderung meluas yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa. "Jumlah korban jiwa dari 32 sejak tiga hari lalu, sekarang menjadi 49 korban jiwa," ujarnya, Jumat (30/1/2015).
Jumlah penderita demam berdarah hingga hari ini, lanjut Harsono, mencapai 2.557 penderita. Jumlah itu meningkat 155,3 persen dibanding bulan yang sama di 2014. Saat itu, jumlah penderita hanya 980 orang. Dia menganjurkan agar kepala daerah terkait yang telah dinyatakan KLB, menangani persoalan demam berdarah sesuai arahan Gubernur Jatim.
"Yang lebih penting, keaktifan masyarakat untuk mencegah ancaman demam berdarah dengan cara memberantas sarang nyamuk. Ini merupakan cara paling efektif untuk mencegah nyamuk Aedes Aegypti berkembang biak. Selain dengan gerakan 3M, yakni mengubur, menguras dan menutup," pungkasnya. Deni
0 komentar:
Posting Komentar