728x90 AdSpace

 photo 720x90_zps7gcl6vrq.gif
Latest News
Minggu, 02 Oktober 2016

AJI Kediri mengutuk Kekerasan yang menimpa Kontributor NET TV

Kediri - Aliansi Jurnalis Independent (AJI) Kediri mengutuk keras atas kejadian yakni kekerasan yang menimpa Kontributor NET. TV Sony Misdananto oleh sejumlah oknum anggota TNI AD Batalyon Infanteri 501 Rider madiun, 2 Oktober 2016 di Madiun.

Atas tragedi itu Aliansi Jurnalis Independent (AJI) Kediri mengutuk keras dan mendesak Panglima TNI turun tangan untuk mengusut tuntas dan melakukan evaluasi terhadap jajaran bawahannya.

"AJI mengutuk tindakan kekerasan aparat TNI terhadap jurnalis yang tengah melakukan tugas jurnalistik yang dilindungi oleh Undang undang Pers Nomor 40 tahun 1999. UU tersebut dengan tegas menyatakan bahwa jurnalis dilindungi dari tindak dan atau perampasan alat-alat kerja, serta tidak boleh dihambat atau diintimidasi oleh pihak manapun," tegas Ketua AJI Kediri Afnan Subagio, Minggu (2/10/2016) malam.

AJI meminta pengusutan mendalam atas insiden penganiayaan ini oleh Panglima TNI dan melakukan evaluasi terhadap jajaran di bawahnya tentang tugas pokok prajurit dalam melindungi dan mengayomi masyarakat, mengingat kasus pemukulan terhadap jurnalis makin kerap terjadi.

"Kami juga minta agar menghukum seberat-beratnya anggota TNI Angkatan Darat Batalyon Infanteri 501 Rider Madiun yang melakukan penganiayaan kepada rekan kami, Sony Misdananto," tambahnya.

Berdasarkan rilis AJI Kediri, tindak kekerasan itu terjadi ketika Sony Misdananto tengah dalam perjalanan menuju Madiun, tepatnya di Jalan Raya Madiun Ponorogo. Saat tiba di dekat perempatan Te'an, Kelurahan Demangan, Kecamatan Taman, Kota Madiun, hujan deras mengguyur.

Sony memutuskan menepi dan berteduh di rumah warga. Di sekitar perempatan itu juga terlihat sejumlah aparat gabungan TNI dan Polisi yang berjaga mengamankan peringatan Suroan.

Tak lama berselang muncul iring-iringan (konvoi) kendaraan anggota perguruan silat usai mengikuti peringatan Suroan. Tiba di perempatan, kendaraan paling depan dari rombongan itu menabrak kendaraan pengguna jalan yang berhenti di lampu merah.

Sebagai seorang jurnalis, Sony Misdananto secara spontan mengeluarkan kamera untuk mengabadikan peristiwa kecelakaan itu. Di tengah merekam peristiwa itu, muncul sejumlah anggota TNI AD Yonif 501 Rider Madiun yang menyerbu dan menghajar peserta konvoi yang terlibat kecelakaan tersebut.

Sony tetap merekam peristiwa itu hingga tiba-tiba sejumlah anggota TNI mendatangi dan menginterogasinya. Usai menjelaskan identitasnya sebagai Kontributor Net TV, salah satu prajurit meneriaki kawan-kawannya yang terlibat pemukulan peserta konvoi.

Prajurit itu memberitahukan jika ada wartawan yang merekam pemukulan itu dan langsung menghentikan aksinya. Selanjutnya, Sony dibawa paksa menuju sebuah rumah yang terdapat banyak anggota TNI dan polisi. Sony menduga mereka adalah personil pengamanan gabungan yang ditugaskan menjaga peringatan Suroan di sepanjang jalan. Di tempat itu Soni kembali diinterogasi dan diminta menunjukkan tanda pengenalnya sebagai kontributor Net TV.

Usai menjelaskan identitasnya sebagai Kontributor Net TV, salah satu prajurit meneriaki kawan-kawannya yang terlibat pemukulan peserta konvoi. Prajurit itu memberitahukan jika ada wartawan yang merekam pemukulan itu dan langsung menghentikan aksinya.

Selanjutnya, Soni dibawa paksa menuju sebuah rumah yang terdapat banyak anggota TNI dan Polisi. Soni menduga mereka adalah personil pengamanan gabungan yang ditugaskan menjaga peringatan Suroan di sepanjang jalan.
Di tempat itu Soni kembali diinterogasi dan diminta menunjukkan tanda pengenalnya sebagai Kontributor Net TV.

Selain itu anggota TNI lainnya juga meminta kamera milik Soni dan mengambil memori card yang berisi rekaman pemukulan tersebut. Di depan Soni, anggota TNI itu mematahkan memori card dan mengancam untuk tidak memberitakan.

Di tengah interogasi dan intimidasi itu, sejumlah anggota TNI tiba-tiba masuk dan langsung menghajar Soni dengan brutal. Diawali dengan pemukulan pada kepalanya menggunakan besi berbentuk lengkung, pipi kirinya juga ditonjok dengan keras. Pemukulan paling menyakitkan, menurut Soni, adalah tendangan lutut dari seorang prajurit yang menghantam badannya.  

Dalam kondisi dikeroyok dan tak bisa melawan, Soni ditarik oleh seseorang dari kerumunan itu dan dipindahkan ke rumah salah satu warga yang menjadi lokasi penitipan sepeda. Belum lama menarik nafas dari hajaran brutal TNI, seorang prajurit kembali mendatangi. Dia meminta Kartu Tanda Penduduk milik Soni dan memotretnya menggunakan kamera ponsel. Usai memotret, anggota TNI itu mengancam untuk tidak memberitakan dan akan mencari keberadaan Soni di rumahnya jika tetap menyiarkan.(Bam's)

Redaktur : Fals Yudistira


  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Item Reviewed: AJI Kediri mengutuk Kekerasan yang menimpa Kontributor NET TV Rating: 5 Reviewed By: Unknown