Namanya ikut memberikan sumbangsih tinggi bagi musik dunia dan mengharumkan nama Indonesia atas prestasinya ini. Eksplorasi seninya luar biasa. Memiliki kegelisahan yang terus dalam denyut waktunya. Dia adalah Ananda Sukarlan itulah pianis kelahiran Jakarta, 10 Juni 1968 ini kini menetap di Spanyol. Ditengah kesibukannya dia memberikan waktu luang dan pada menjawab wawancara yang memberian inspirasi baru. Dalam jawara Metro Surya kali ini.
Ananda adalah seniman satu-satunya Indonesia yang masuk dalam buku “The 2000 Outstanding Musicians of the 20th Century”, buku berisikan riwayat hidup 2000 orang yang dianggap berpengaruh pada dunia musik. Sungguh Fantastis!.
Dan yang menarik lagi Ananda memiliki media sosial Facebook group dengan akun “Ananda Sukarlan’s friends”,salah satu grup musik klasik terbesar di dunia yang ada di FB, isinya adalah bagi siapa saja yang ingin tahu dia kicauannya silakan follow twitter @anandasukarlan.
Berikut ini adalah hasil wawancaranya.
Anda saat ini dikenal dunia sebagai musisi. Anda Hebat dan apakah ada hal yang belum tercapai dalam hidup?
Wah masih banyak sekali, tidak hanya satu yang belum tercapai. Saya merasa bahwa saya sangat beruntung mendapat anugerah yang luar biasa dari Tuhan, dan saya percaya saya “berhutang”, bukan kepada Tuhan karena Tuhan tidak membutuhkan balasan apa-apa seperti halnya manusia. Oleh karena itu saya berusaha sebisa mungkin untuk memberikan kepada generasi muda, terutama kepada yang tidak mampu atau cacat fisik, untuk bisa menikmati (bukan hanya mendengarkan tapi terutama mempelajari & memainkan) alat musik. Saya juga sedang banyak menulis musik untuk anak cacat (misalnya untuk piano dengan 1 tangan saja, atau dimainkan tanpa pedal, tentu saja musik itu harus bunyinya tetap baik dan tetap bisa dinikmati walaupun dimainkan secara demikian. Makanya musik itu harus di desain dari konsep awalnya).
Juga lewat Yayasan Musik Sastra Indonesia saya dan para donatur serta kawan-kawan lainnya memberi kesempatan untuk mereka yang kurang mampu di Jakarta (semoga bisa segera dikembangkan ke kota-kota lain) untuk mempelajari alat musik secara gratis, di studio saya.
Saya juga berterimakasih kepada para donatur yang telah menyumbangkan alat-alat musik bekas yang tidak terpakai. Kalau pembaca ada yang memiliki, yang sudah tidak terpakai lagi, silakan donasikan saja ke Yayasan saya atau tweet saya ke @anandasukarlan atau bisa cek di situsnya www.musik-sastra.com
Siapa inspirasi Anda dalam hidup sehingga Anda jadi seperti saat ini?
Sebetulnya saya belajar dan terinspirasi dari hampir semua orang yang saya kenal atau temui. Bahkan surat-surat, sampai twitter yang cuma 140 karakter pun bisa menjadi inspirasi. Kalau nama-nama yang penting dalam hidup saya, misalnya komponis besar Sir Michael Tippett yang banyak membantu karir saya pada awalnya, guru-guru piano saya sejak di Jakarta Rudy Laban (alm.), Soetarno Soetikno (alm.), Naum Grubert (pianis dari Rusia) di Royal Conservatory of Music di Den Haag (Belanda), dan banyak lagi.
Tahukan Anda bahwa orang hebat seperti Anda tidak harus datang dari yang kuat? Apakah Anda setuju?
Tentu saja saya setuju. Saya sih sama sekali tidak menganggap diri saya hebat, nobody is perfect, kan? Saya ini orang biasa banget, dan datang dari keluarga yang biasa banget. Yang hebat tuh, menurut saya, adalah orang tua saya, ayah saya pensiunan tentara (pangkat Letkol), tidak korupsi, dan bisa membawa 7 anaknya sehingga menjadi orang yang berguna. Itu baru hebat. Banyak“orang hebat” dimata masyarakat (Indonesia, terutama) yang sebetulnya semu.
Lihat saja berapa orang hebat yang berakhir di penjara karena korupsi dll. Jabatan mereka bisa sangat tinggi, duit milyaran, trilyunan rupiah, tapi tega merebut yang bukan haknya. Hebat apanya? Tidak usah begitu, berapa jumlah orang yang memalsukan data biografi-nya saat melamar sebuah pekerjaan atau meraih posisi tertentu? Hehe.. itu salah satunya.
Apa resep Anda sehingga Anda dikenal dan jadi orang dikenal dunia?
Kejujuran, serta jangan mengerjakan sesuatu hanya untuk menyenangkan semua orang. Juga, dalam hal musik, saya bangga jadi orang Indonesia, dan bisa membawa musik Indonesia di negara-negara yang saya kunjungi. Memang saya juga membawakan karya-karya Beethoven, Mozart dll, tapi publik Eropa ingin mendengar musik saya. Saya membuat satu seri “Rapsodia Nusantara”, yang berdasarkan musik-musik rakyat Indonesia, dan itu salah satu “resep” konser saya di Eropa. Dan saya bahagia bisa menyumbangkan repertoire musik untuk para musisi-musisi klasik kita yang tinggal atau konser di luar negeri untuk dimainkan di konser mereka.
Siapa sebenarnya mendorong spirit Anda sehingga Anda saat ini menjadi seperti sekarang ini?
Lagi-lagi saya tidak bisa bilang siapa merekka, karena banyak sekali. Termasuk semua orang yang datang ke konser saya, follower twitter saya, semua yang memberi support walaupun hanya dengan tweets saat ini maupun di masa lampau. Saya percaya, kita semua butuh support dan mensupport satu sama lain. “Kehebatan” tidak berguna jika tidak dibagi dengan orang lain, karena “kehebatan”, apapun artinya itu, datangnya juga atas bantuan orang lain. Asatu
0 komentar:
Posting Komentar