728x90 AdSpace

 photo 720x90_zps7gcl6vrq.gif
Latest News
Minggu, 08 September 2013

Rupiah Oh Rupiah !!!

Rupiah melemah drastis hingga menyentuh Rp.11.300/US$ di money changer Jakarta. BI sudah intervensi, tapi US$ 1 masih Rp. 10.900.

Secara teori ilmu ekonomi makro, nilai mata uang lokal akan melemah disebabkan tekanan terhadap neraca pembayaran, cadangan devisa minim. Penyebab lain adalah kondisi sosial politik keamanan yg kacau atau diprediksi akan kacau, kondisi ekonomi regional/ global, Krisis kepercayaan. Plus minimnya investasi asing, pelarian modal ke LN dll. Saya mencoba menyorotinya satu per satu dalam konteks nilai indonesian rupiah.

Salah satu penyebab utama IDR melemah hari ini adalah karena tekanan neraca pembayaran dalam bentuk valuta asing terutama US$. Melonjaknya permintaan atau kebutuhan terhadap US$ akibat pembayaran utang pemerintah dan swasta dalam US$, pembiayaan impor serta pengaruh menguatnya US$ terhadap valuta lain di pasar global. Fakta bahwa impor RI kian besar. Sementara ekspor tdk naik signifikan.

Fakta bahwa utang luar negeri swasta yang jatuh tempo per September 2013 sekitar US$ 27 milyar plus utang pemerintah. Dibayar pakai US$. Fakta bahwa utang LN swasta sejak 2 tahun lalu dinilai sudah sangat mengkhawatirkan. tahun 2013 sdh melampaui total utang pemerintah. Lalu Peningkatan utang LN oleh swasta yang sangat besar dalam 2 tahun terakhir ini Untuk pembiayaan proyek apa?

Padahal Standar tolak ukur yang sering dipakai untuk beban utang adalah debt service ratio (DSR). Batasan normal max DSR sekitar 20% of PDB”. Per Juli 2013 sudah DSR 37 % of Product Domestic Bruto (PDB) atau lampu merah. Posisi utang LN swasta per Juli 2013 sdh USD 159 Milyar.

Utang LN yang jatuh tempo pada Agustus dan September 2013, mengakibatkan rupiah anjlok. Kondisi ini diperburuk oleh melempemnya ekspor RI, melonjaknya impor dan seretnya investasi asing ke Indonesia akibat krisis kepercayaan.

Ekspor RI yang sebagian besar adalah barang mentah SDA (tambang, hasil agrobisnis dst) harga dan permintaannya sangat rentan berfluktuasi. Nilai ekspor RI Juni 2013 hanya US$14.7 M atau turun sebesar 8.63% dibanding ekspor Mei 2013. Dan turun 4.54% dibanding Juni 2012. Ekspor nonmigas Juni 2013 = US$11.98 M, turun 9.26 % dibanding Mei 2013, demikian juga bila dibanding ekspor Juni 2012 turun 4.44 %. Total nilai ekspor RI Jan−Juni 2013 = US$ 91.05 M atau turun 6.09 % dibanding periode yang sama thn 2012. Diperburuk dgn trend menurun.

Pelemahan ekspor artinya pengurangan devisa masuk. Kemampuan membayar impor dan utang LN pun melemah. Cadangan devisa terkuras. Total impor Jan–Juni 2013 = US$ 94.36 M, turun 2.16 % jika dibanding impor periode sama thn 2012. Turunnya impor tak sebesar ekspor.

Dari selisih ekspor-impor, neraca pembayaran RI sdh minus US$ 3.3 M, plus utang LN jatuh tempo sept 13 = US$ 27 M & utang pemerintah. Total utang Pemerintah Indonesia hingga Juni 2013 saja mencapai Rp 2.036,14 triliun dengan rasio 24.7 % terhadap PDB memburuk.
Dari jumlah tersebut, sebesar Rp 577 triliun adalah utang luar negeri yg diperoleh dari beberapa negara dan juga lembaga-lembaga multilateral. Jumlah utang luar negeri ini naik dibanding Mei 2013 yang sebesar Rp 573.43 triliun. Utang makin menggunung utk biaya ekspor dan APBN.

Ketergantungan RI terhadap barang impor sdh sangat parah. Apalagi mayoritas adalah barang-barang konsumsi primer dan sekunder. Menyedihkan. Bayangkan : mulai dari beras, garam, gula, daging, gandum, pakaian, jengkol sampai jarum pentul pun kita impor.
Kita tidak punya ketahanan pangan, energi dan berbagai kebutuhan primer, sekunder dan tertier. Apalagi punya kedaulatan.

Investasi RI yang semula mulai bergairah, terutama sektor riel, kini anjlok lagi. Penyebabnya : kepercayaan investor asing menurun. Menurunnya kepercayaan investor asing disebabkan : tidak ada kepastian hukum di Indonesia, birokrasi korup, infrastruktur minim, dll.
Kepercayaan investor makin anjlok ketika terjadi kasus penggelapan uang milik BUMI Plc, yang berentitas Inggris dan ada saham Rothschild. Keluarga Rothschild yang merupakan konglomerat tua dan sangat berpengaruh di pasar dunia marah. Tentunya sudah menyebarkan info busuk ini kemana-mana. Ah sampai kapan kondisi ini terjadi???

Penulis : Deny Sinatra/Pemimpin Redaksi Metrosurya.com
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Item Reviewed: Rupiah Oh Rupiah !!! Rating: 5 Reviewed By: Unknown