Pengrusakan itu dipicu akibat kabar ludesnya tiket final sehingga membuat ribuan calon penonton yang sudah rela antri sejak pagi, emosi. Hal itu ditambah dugaan banyaknya calo tiket di balik loket stadion. Untuk kelas ekonomi, di tangan calo mencapai Rp 100 ribu dari harga normal Rp 30 ribu.
Sedangkan harga tiket untuk kelas utama yang di loket senilai Rp 75 ribu, ditawarkan Rp 150 ribu dan tiket VIP dari seharga Rp 100 ribu, banyak yang menawarkan hingga Rp 200 ribu.
Hingga kini, calon penonton masih membludak dan melampiaskan emosinya dengan memecahi kaca dan juga mendobrak gerbang stadion. Aparat yang berjaga juga tak bisa berbuat banyak dengan aksi pecinta tim bola ini.
Hal ini mendapat pernyataan sikap dari pengurus Deltras yang menyayangkan karena masih adanya penguasaan tiket oleh calo yang dibantu oknum panitia di loket. Apalagi, modus itu juga diketahui petugas Dinas Pendapatan Pengelolaan Kekayaan dan Aset (DPPKA) Pemkab Sidoarjo. "Di dalam ada oknum yang membantu keluarnya tiket hingga terjual ke calo," ucap sumber Metro Surya.
Achmad Amir Aslichin, pengurus Deltras, juga mengakui masih banyaknya calo yang berkeliaran di stadion. Bahkan beberapa pertandingan sebelumnya, saat dirinya akan membeli tiket, juga kehabisan.
"Malah saya ditawari calo yang menyaksikan saya tidak dapat tiket dari loket. Dan banyaknya calo itu saya saksikan dengan mata saya sendiri," ucap putra Bupati Sidoarjo Saiful Ilah itu.
Pria yang akrap disapa Iin itu juga menyayangkan, sebagai tuan rumah, panitia hanya mengalokasikan 3 ribuan tiket ekonomi untuk Deltamania. Padahal Deltamania meminta diberi 10 ribu karena akan didistribusikan ke koordinator kecamatan-kecamatan.
Lanjut dia, parahnya lagi, pemegang tiket sebelumnya juga tidak bisa masuk karena di dalam stadion sudah penuh. "Kebocoran penonton murni ulah oknum portir. Dan panitia harus bisa menjaga dan demi stabilitas kota Sidoarjo," sebut anggota Komisi A DPRD Sidoarjo dari Fraksi PKB tersebut.
Ditegaskan pula, panitia seharusnya memperketat pengawasan dan menindak tegas terhadap oknum petugas tiket yang di loket, yang menjual tidak melalui loket. Oknum portir yg membiarkan masuk penonton tidak bertiket dan portir yang terlibat terjadinya tiket berputar (tiket masuk tidak disobek, lalu dijual ke calo).
"Aparat keamanan juga harus memperketat penjagaan dan menindak tegas calo, oknum petugas tiket n oknum portir," pintanya dengan tidak keberatan jika ada oknum DPPKA yg terlibat dalam mafia tiket dan kebocoran pendapatan daerah ikut ditindak tegas.
Tak mau ada kericuhan yang lebih besar, petugas segera bertindak dan mengamankan empat orang calo. "Keempat pria itu diperiksa (terperiksa, red) karena diduga menjual tiket pertandingan dengan melampui batas atau diluar kewajaran," ucap sumber di kepolisian.
Meski ada empat orang yang menjadi terperiksa, di sekitar stadion juga masih banyak lalu lalang orang yang diduga calo. Mereka masih menawarkan kepada calon penonton yang diketahui belum mendapatkan tiket. Sampai berita ini dilaporkan, belum ada statemen resmi soal empat orang yang semula dikumpulkan di samping mobil trantib petugas itu.
0 komentar:
Posting Komentar