Mojokerto – Keterlaluan sekali kelakuan Muhammad Sholehan alias Rehan (41) warga Desa Wringin Agung, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jember. Guru Bimbingan Belajar (Bimbel) itu dengan tega mencabuli tujuh anak didiknya sendiri. Celakanya setiap melakukan aksi bejatnya, Rehan selalu merekam dan menyimpannya di handphone miliknya.
Terdapat sebanyak 75 file video porno hasil rekamannya yang berhasil ditemukan polisi di handphone miliknya. Demikian diungkapkan Kapolres Mojokerto, AKBP Budhi Herdi Susianto. "Itu yang kita temukan di handphone tersangka, kalau yang di laptop filenya sudah dia hapus dan tersisa hanya satu video saja," katanya, Jum'at (29/01).
Lanjut Kapolres, pencabulan dilakukannya sejak tiga tahun lalu semasa tersangka mendirikan lembaga bimbel di kontrakannya yang berlokasi di Desa Kedung Gede, Kecamatan Dlanggu. Modusnya tersangka lebih dulu memperlihatkan video porno miliknya kepada korban untuk melancarkan aksi bejatnya. "Setiap ada keinginan untuk berbuat mesum tersangka baru melakukan aksinya dengan sasaran anak didiknya usai melakukan bimbingan belajar. Caranya salah satu dari 20 anak didiknya diperbolehkan pulang lebih dulu, sementara satu orang sengaja tidak dipulangkan untuk selanjutnya dijadikan sasaran," katanya.
Kasus itu sendiri masih terus didalami polisi untuk mengungkap siapa saja yang menjadi korban aksi bejat tersangka. Pasalnya tersangka sudah melakukan hal itu selama tiga tahun dan baru terungkap sekarang.
"Kami nantinya juga akan mempelajari alasan perceraian tersangka. Apakah akibat perceraian tersebut tersangka trauma dengan perempuan dewasa sehingga tersangka lebih suka dengan anak-anak. Diketahui tersangka menikah tahun 2001 dan bercerai tahun 2009 yang memiliki satu anak perempuan usia 13 tahun," tegasnya.
Ironisnya, tersangka yang ternyata penyandang difabel mengaku suka dengan anak-anak karena sering berkumpul. "Jam pelajaran yang saya berikan selama dua jam dengan gaji Rp50 ribu per anak perbulan.
Lanjut Kapolres, pencabulan dilakukannya sejak tiga tahun lalu semasa tersangka mendirikan lembaga bimbel di kontrakannya yang berlokasi di Desa Kedung Gede, Kecamatan Dlanggu. Modusnya tersangka lebih dulu memperlihatkan video porno miliknya kepada korban untuk melancarkan aksi bejatnya. "Setiap ada keinginan untuk berbuat mesum tersangka baru melakukan aksinya dengan sasaran anak didiknya usai melakukan bimbingan belajar. Caranya salah satu dari 20 anak didiknya diperbolehkan pulang lebih dulu, sementara satu orang sengaja tidak dipulangkan untuk selanjutnya dijadikan sasaran," katanya.
Kasus itu sendiri masih terus didalami polisi untuk mengungkap siapa saja yang menjadi korban aksi bejat tersangka. Pasalnya tersangka sudah melakukan hal itu selama tiga tahun dan baru terungkap sekarang.
"Kami nantinya juga akan mempelajari alasan perceraian tersangka. Apakah akibat perceraian tersebut tersangka trauma dengan perempuan dewasa sehingga tersangka lebih suka dengan anak-anak. Diketahui tersangka menikah tahun 2001 dan bercerai tahun 2009 yang memiliki satu anak perempuan usia 13 tahun," tegasnya.
Ironisnya, tersangka yang ternyata penyandang difabel mengaku suka dengan anak-anak karena sering berkumpul. "Jam pelajaran yang saya berikan selama dua jam dengan gaji Rp50 ribu per anak perbulan.
BJ
0 komentar:
Posting Komentar