Meski masih baru menjabat, pengganti Ratna Achjuningrum itu juga punya jurus baru memimpin (PDTS) KBS, salah satunya mendikte wartawan agar tidak kritis dalam pemberitaan. Bahkan dengan jumawanya, Aschta juga menentukan sendiri setiap isu seputar KBS sampai dengan pembuatan naskah beritanya.
Rabu sore (29/4), saat para wartawan bermaksud melakukan peliputan karena terdapat seekor simpanse yang stroke di KBS Aschta melarangnya. hingga akhirnya terjadi cekcok dan perdebatan sengit dengan wartawan. Saat Itu, Aschta menunjukkan kepongahannya sebagai penguasa KBS. "Saya punya hak menunjuk media manapun yang saya suka, dan itu hak prerogatif saya. Dan saya berhak menolak dan mengundang media, sebab sayalah yang membuat isunya," kata Aschta dengan nada ketus.
Celakanya lagi, meski di hadapan para wartawan, Aschta memarahi Humas KBS, Agus Supangat. Tidak jelas apa penyebab marahnya Aschta kepada Agus Supangat saat itu.
Wartawan media Soeabaia News Week, Hamid Arifin, mengeluhkan sikap arogan Aschta yang tidak menyadari pentingnya menjalin komunikasi dengan Wartawan. "Padahal KBS ini khan ruang publik dan masyarakat berhak tahu setiap informasi didalamnya. Aschta jelas salah mempersepsikan kinerja kami selaku jurnalis. Alasan apa hingga kami harus dipersulit seperti ini," katanya.
Sikap arogan Aschta tersebut rupanya sampai ke telinga anggota DPRD dan Walikota Surabaya. Belum diketahui tindakan apa yang pantas di berikan kepada mantan Direktur Operasional KBS.
Menanggapi hal itu Ketua DPRD Kota Surabaya, Armuji, menyesalkan sikap yang ditunjukkan Aschta dalam menghadapi media. "Ini era keterbukaan dan tidak seharusnya Aschta bersikap seperti itu terhadap wartawan. Apalagi sejarah berdirinya KBS adalah para jurnalis juga. Secepatnya akan saya selesaikan permasahan ini," kata Armuji. Deny
Foto : Aschta Boestani Tajudin, Plt Dirut Perusahaan Daerah Taman Satwa (PDTS) Kebun Binatang Surabaya (KBS)
0 komentar:
Posting Komentar