Surabaya-Fungsi transpotasi sangat berperan penting sebagai penunjang terhadap peningkatan kegiatan pada sektor-sektor lain. Untuk itulah dibutuhkan kerja sama antar stake holder dalam rangka menata konektivitasnya. Salah satu kerja sama itu dilakukan dengan ikut membantu solusi dan menahan ego guna tercapainya percepatan pembangunan transpotasi.
Demikian sambutan Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, saat menghadiri acara 29-th ASEAN Transport Facilitation Working Group (TFWG) and 5-th Expert Group Meeting on Cross Border Transport of Passengers (CBTP) di Hotel Pullman, Surabaya, Rabu (22/4).
Risma juga mengapresiasi digelarnya acara tahunan tersebut dengan harapan mendapat masukan positif dari negara-negara ASEAN di sektor transpotasi utamanya bagi Kota Surabaya yang tahun ini berencana membangun transpotasi massal jenis trem.
Dalam kesempatan itu, Risma juga mengatakan, tidak mudah berkomunikasi dan berkoordinasi melakukan penataan sistem transpotasi antar stake holder. Dan pengalaman itu dirasakan saat berencana membangun transpotasi trem di Kota Surabaya. Karena harus berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan pemerintah provinsi. Termasuk juga Kementerian Perhubungan, Keuangan dan Bappenas.
"Bayangkan, kita ngomong antar departemen saja susah, ini ngomongnya transportasi antar negara, tentunya lebih sulit lagi. Dan untuk membangun sistem transportasi yang baik, harus ada komunikasi yang baik antar semua stake holder. Kita memang harus bisa tekan ego masing-masing, dibutuhkan rasa legowo untuk memberi dan menerima karena masyarakat sudah menunggu. Sebab, kalau mau ekomoni tumbuh, harus disupport transportasi yang baik," tegas Risma.
Walikota Surabaya yang dikenal tegas dan jujur ini juga mengungkapkan, implementasi sistem tranportasi di setiap daerah memiliki karakteristik berbeda-beda yang salah satunya masih harus mempertimbangkan jumlah penduduk.
"Sistem perencanaan wilayah kota juga harus disesuaikan. Misalnya di Surabaya, nggak bisa direncanakan hanya satu koridor, tetapi harus dipikirkan akses transportasi keseluruhan. Sebab, kalau sulit dapat akses, orang akan kembali ke angkutan pribadi. Konektivitas itu sangat perlu karena sangat menentukan cost yang kita bayar," jelasnya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan, Santoso Edy Wibowo mengatakan, strategi transportasi memang harus sudah dimiliki negara-negara ASEAN jelang diberlakukannya era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). "Karena siap atau tidak siap, kita harus jadi komunitas. Kita masih punya PR dan kita semua butuh kerja keras untuk mencapai tujuan itu. Saya yakin, partisipasi aktif Anda akan membuahkan hasil untuk mendukung transportasi di region kita," terang Santoso yang kemudian memukul gong tanda dimulainya agenda tersebut.
Foto : Sekjen Kementerian Perhubungan memukul gong disaksikan Walikota Surabaya
0 komentar:
Posting Komentar