Jakarta - Ironis, Program Tax Amnesty yang tengah digalakkan pemerintah tercederai ulah oknum pejabat di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak sendiri. Oknum tersebut adalah Handang Soekarno yang menjabat sebagai Kepala Subdirektorat Bukti Permulaan Penegakan Hukum Direktorat Jenderal Pajak.
Dalam Operasi Tangkap Tangan (OTT) tersebut Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) juga meringkus Rajesh Rajamohan Nair, Direktur PT Eka Prima Ekspor Indonesia. Keduanya kini resmi berstatus tersangka dan ditahan KPK.
Dalam keterangan resminya kepada awak media, Kepala Biro Pemberitaan dan Informasi KPK, Priharsa Nugraha mengungkapkan, keduanya berada di rumah tahanan (Rutan) yang terpisah. ini dilakukan untuk menggali lebih dalam kasus tersebut. "Tersangka akan ditahan secara terpisah selama 20 hari ke depan dan terhitung mulai hari ini," ujarnya.
Seperti diketahui sebelumnya, kedua tersangka ditangkap di Springhill Residence, Kemayoran, Jakarta. Pertemuan kedua tersangka dalam rangka penyelesaian masalah surat tagihan pajak sebesar Rp 78 miliar. Handang dijanjikan akan menerima kompensasi sebesar Rp 6 miliar dari Rajesh asalkan tagihan pajak PT Eka Prima Ekspor Indonesia sebesar Rp 78 miliar dihapuskan. Pemberian uang suap itu akan diberikan secara bertahap. Dan salah satu bukti uang Rp 1,9 miliar yang berhasil disita KPK dalam OTT tersebut diduga termasuk kompensasi dimaksud.
Sementara itu Menteri Keuangan, Sri Mulyani yang mengetahui kabar tersebut terlihat sangat geram. Kepada Wartawan ia mengaku sangat kecewa dengan ulah kedua orang tersebut. "Ini pencederaan yang sangat serius serta mengecewakan DJP dan Kemenkeu, termasuk saya sendiri," kata dia.
Reporter : John Willy
Foto : Menkeu Sri Mulyani memberikan keterangan pers kepada wartawan terkait OTT KPK yg melibatkan oknum pejabat di lingkungan Dirjen Pajak.
0 komentar:
Posting Komentar