Pemerhati perempuan dan anak Giwo Rubianto Wiyogo mengatakan, momentum Hari Anak Nasional (HAN) harus menjadi semangat untuk mewujudkan mudik ramah anak.
"Momentum HAN 2014 menjelang Lebaran, harus menjadi spirit mewujudkan ramah anak," ujar Giwo di Jakarta, Rabu (23/7).
Menurutnya, setiap tahun tradisi mudik di Tanah Air sarat dengan potensi kecelakaan dan tidak ramah anak. Hal itu terjadi dengan berbagai pola. Pemerintah harus melakukan perlindungan terhadap anak yang ikut mudik Lebaran.
"Karena anak rawan menjadi korban kelalaian, kecerobohan bahkan kriminalitas saat mudik Lebaran. Baik dilakukan oleh orang terdekat maupun orang lain," jelas dia.
Selain itu, polisi harus memastikan anak bebas dari potensi bahaya yang mengancam jiwa anak. "Tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh organisasi penting menghimbau calon pemudik agar memastikan anak aman dan nyaman," kata dia.
Masyarakat pemudik harus menyadari bahwa mudik adalah keinginan kembali untuk bertemu keluarga. "Lakukan mudik dengan cara yang santu, serta dengan etika semangat perlindungan anak. Bukan hura-hura tanpa orientasi positif," imbuh dia.
Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Asrorun Niam Sholeh mengatakan mudik harus ramah anak.
"HAN menjelang Idul Fitri ini juga mengajarkan anak-anak keteladanan untuk membangun persaudaraan. Bersilaturahmi dengan keluarga. Jangan mengajarkan anak-anak dendam dan permusuhan," kata Niam. Wen
0 komentar:
Posting Komentar