728x90 AdSpace

 photo 720x90_zps7gcl6vrq.gif
Latest News
Kamis, 03 Juli 2014

Revitalisasi Dolly Kian Bias

SURABAYA-DPRD Kota Surabaya menilai revitalisasi eks-lokalisasi Dolly dan Jarak hingga kini kurang maksimal. Lebih lagi, konsep penataan eks-lokalisai di kawasan Kupang Gunung dan Putat Jaya belum jelas karena blueprint-nya tidak ada.

"Saya sudah dijelaskan oleh Bu Wali. Tapi blueprint-nya tidak ada," kata Ketua DPRD Surabaya M. Machmud, Kamis (3/7).

Menurutnya, walikota telah mengajukan tambahan Perubahan Anggaran Keuangan (PAK). Penambahan itu terfokus untuk pendanaan revitalisasi Dolly dan Jarak. Konsep penataan kawasan Dolly dan Jarak akan lebih didominasi fasilitas umum, seperti, UMKM, sekolah, kantor Polsek Sawahan, hingga pasar tradisional.

Pada prinsipnya, DPRD menyetujui upaya mengubah wajah lokalisasi dengan pemberdayaan masyarakat di Dolly dan Jarak. Namun, pihaknya perlu mengetahui lebih detail konsep revitalisasi itu.

Hal sama juga diungkapkan anggota Komisi B DPRD Surabaya Agustin Poliana. Ia berharap pascadeklarasi penutupan lokalisasi yang masih menuai pro-kontra ini dapat segera dicarikan solusinya.

"Saya contohkan seperti penutupan di Dupak Bangunsari. Memang sudah ditutup. Tapi coba lihat kondisi di sana, justru banyak usaha yang diduga melanggengkan kembali prostitusi namun lebih rapi dan terselubung," katanya.

Lokalisasi Dupak Bangunsari sendiri telah ditutup Pemkot Surabaya pada pertengahan Tahun 2013 lalu. Namun pasca penutupan usaha prostitusi di sana justru bersifat sementara. Bahkan, maraknya berdiri bangunan kos-kosan diduga justru melanggengkan praktik prostitusi secara terselebung.

Selain itu, Agustin mengatakan home industri kreativitas warga dari pemberian pelatihan oleh Pemkot Surabaya juga masih jalan ditempat. "Produksi mereka terus dilakukan, namun kesulitan pemasaran. Apa ini yang dikatakan berhasil?" ujarnya.

Sebelumnya, Walikota Surabaya Tri Rismaharini berencana akan menyulap lokalisasi Dolly menjadi kawasan bisnis dengan sejumlah fasilitas umum. Tak hanya membeli wisma New Barbara 22 senilai Rp9 miliar, orang nomor satu di Surabaya itu hendak membangun lapangan fustal.

Selain itu, di atas lahan itu juga akan dibangun gedung enam lantai yang akan difungsikan sebagai sentra pedagang kaki lima (PKL). Lantai dua untuk usaha makanan kering, lantai tiga dan empat khusus untuk perpustakaan dan komputer. Lantai lima akan digunakan untuk taman bermain anak-anak, sedangkan untuk lantai enam akan difungsikan sebagai balai RW.

Pewarta : Deny
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Item Reviewed: Revitalisasi Dolly Kian Bias Rating: 5 Reviewed By: Unknown