Kediri-Ratusan bangunan yang berada di Eks-lokalisasi semampir akhirnya berhasil diratakan, Kamis (15/12). Sebanyak 3 alat berat diturunkan untuk merobohkan bangunan bekas lokalisasi
Meskipun awalnya pihak pemerintah Kota Kediri merasa kesulitan karena warga penghuni eks Lokalisasi melakukan penolakan dengan cara berdiam diri di dalam rumahnya.
Dari pantauan dilapangan ratusan personil gabungan dari Polres Kediri Kota, Kodim 0809 , Batalyon Infanteri 521 dan satuan polisi pamong praja (Satpol PP) satpol PP Kota Kediri yang datang ke bekas lokalisasi langsung menghimbau masyarakat untuk mengosongkan rumahya dan mengemasi barang-barang masing-masing. Namun, himbauan aparat ini tidak di indahkan oleh warga rw 5. Mereka tetap bertahan di dalam rumah dan mengunci pintu.
Karena himbauanya tidak diindahkan, dengan terpaksa petugas kemudian merangsek masuk ke kawasan bekas pelacuran tersebut.
Alhasil dengan berat hati warga akhirnya bersedia keluar dari rumahnya masing masing.
Dengan dibantu petugas warga mengemasi barang-barangnya dan meninggalkan rumah. Beberapa orang warga sempat menangis ketika meninggalkan rumahnya yang sudah ditempati bertahun tahun dan kini harus ditinggalkan.
Kepala dinas sosial tenaga kerja (Dinsosnaker) Kota Kediri Dewi Sartika mengatakan, eksekusi yang dilakukan ini targetnya adalah mengeluarkan seluruh penghuni dan barang yang berada di dalam rumah.
Pemkot tetap memberikan dana kerohiman kepada mereka sebesar Rp 2,5 juta yang bisa diambil hingga 31 desember 2016 mendatang,"Sementara,bagi warga yang belum memiliki tempat tinggal dipersiapkan tenda pengungsian di lapangan semampir, tawaran menempati rusunawa dandangan dan dana subsidi pindah tempat sebesar Rp 5 juta," jelasnya kepada awak media.
Dalam eksekusi tahap dua ini, sebanyak 800 personil gabungan diterjunkan untuk pengamanan yang terdiri dari Anggota Polres Kediri Kota sebanyak 511 personil, 1 SSK satuan Brimob,1 SSK dari Kodim 0809 kediri, 1 SSK yonif 521 dan Satpol PP sebanyak 200 personil.
Sebelumnya, dalam eksekusi tahap pertama petugas hanya merobohkan satu bangunan rumah milik Yanto. Saat itu ekseskusi dihentikan karena ada sejumlah anggota DPRD membawa surat rekomendasi penundaan eksekusi hingga putusan sengketa lahan.
Sementara itu dalam eksekusi tahab dua ini petugas gabungan TNI, Polri dan Satpol PP terpaksa mengamankan salah seorang tokoh warga yang diduga sebagai provokator aksi diam diri di rumah.
Warga tersebut bernama Imam Ansori yang merupakan salah satu tokoh warga RW 5 Bekas Lokalisasi Semampir Kota Kediri . Imam yang sedang berdiri di depan posko keamanan langsung dibawa masuk ke dalam mobil petugas untuk dibawa ke markas Polres Kediri Kota.
Penangkapan terhadap Imam Ansori menuai isak tangis keluarganya. Namun pihak keluarga hanya bisa menangis dan pasrah. Mereka sangat menyesalkan tindakan represiv dari pihak kepolisian yang memposisikan Imam sebagai tokoh warga seperti layaknya seorang pelaku kejahatan.
Kasubbag Humas Polres Kediri Kota AKP Anwar Iskandar ketika ditemui dilokasi eksekusi mengatakan, Imam Ansori diamankan karena diduga memprovokasi warga RW 5 sehingga tidak bersedia mengosongkan rumahnya. " Perbuatan Imam dianggap telah melanggar ketentuan pasal 160 KUHP tentang provokasi" jelasnya kepada awak media.
Pantauan Wartasurya.com hingga berita ini ditutunkan prosesi eksekusi eks lokalisasi semampi masih berjalan.***
Reporter : Bams Setioko, Kediri Jawa Timur
Redaktur : Fals Yudistira
Foto : Satu dari tiga alat berat yang diturunkan terlihat merobohkan rumah warga .
0 komentar:
Posting Komentar