728x90 AdSpace

 photo 720x90_zps7gcl6vrq.gif
Latest News
Selasa, 06 November 2012

Senayan Diancam 'Tsunami'

Tampaknya, tragedi demi tragedi akan kembali bermunculan dalam kasus dugaan suap sejumlah proyek di Kementerian Pemuda dan Olahraga dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Setelah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berhasil menjerat sederet nama yang diduga kuat menjadi bagian dari aktor utama kasus korupsi
sejumlah proyek di dua kementerian itu, kini bola liar mulai digulirkan ke sejumlah nama yang diduga kuat turut ambil bagian dalam proses perealisasian sejumlah proyek raksasa itu. Bahkan tidak tertutup kemungkinan bahwa sesungguhnya sejumlah nama yang disebutkan selama dalam persidangan kasus dimaksud adalah merupakan aktor paling sentral dalam memuluskan terjadinya korupsi di tubuh dua institusi itu. Dalam proses persidangan di Pengadilan Tipikor Jakarta pada Kamis, 11/10/2012 lalu, Mindo Rosalina Manullang, mantan Direktur Pemasaran Grup Permai mengungkap sejumlah pernyataan yang cukup mengejutkan banyak kalangan. Rosa membeberkan bahwa dirinya pernah dijenguk oleh Angelina Sondakh di Rumah Tahanan Pondok Bambu, Jakarta Timur. Dalam pertemuan itu, Rosa mengungkapkan bahwa Angie pernah mengatakan akan menciptakan "Tsunami" di parlemen. Bahkan ancaman "Tsunami" ala Angie itu diperkirakan akan jauh lebih dahsyat dari apa yang pernah dilakukan oleh Nazaruddin.

Bukan hanya itu, dalam konteks yang sama, Angie juga mengungkapkan bahwa dirinya pernah bertemu dengan Anas Urbaningrum di rumah Ketua Umum DPP Partai Demokrat itu. Angie juga menyebutkan bahwa dirinya tidak bersedia dikorbankan sendirian dalam kasus itu. Rentetan peristiwa itu terungkap dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) yang bersumber dari siulan Rosa dan kemudian dibacakan dalam proses persidangan beberapa waktu lalu. BAP yang dibacakan jaksa itu juga membeberkan bahwa Putri Indonesia 2001 itu berusaha untuk meminta bantuan Rosa, namun kemudian hal itu tidak mendapat jawaban positif karena Rosalina sendiri tidak tahu bagaimana caranya untuk membantu Angie.

Dijadikan Tumbal

Dari proses persidangan yang ada hingga detik ini, rentetan peristiwa itu sesungguhnya hendak mengarahkan pada suatu kesimpulan bahwa sesungguhnya baik Rosalina maupun Angie hanyalah orang-orang yang dijadikan tumbal dalam rangka menguras pundi-pundi keuangan Negara. Seluruh rangkaian persidangan itu juga hendak menegaskan bahwa sesungguhnya Rosa dan Angie hanyalah orang-orang yang kebetulan bernasib naas dan sedang tertimpa sial. Sementara di balik itu, sejumlah oknum yang sesungguhnya merupakan juru kunci atas persoalan ini justru belum tersentuh sama sekali.

Kendati demikian, upaya menjerat sejumlah pihak yang diduga kuat turut bermain dalam kasus ini bukanlah pekerjaan mudah. Pasalnya, bukti yang ada sangat kurang mendukung untuk menyeret berbagai pihak yang diduga kuat menjadi biang keladi atas persoalan ini. Pengungkapan sejumlah nama yang diduga terlibat dalam persoalan ini masih sebatas pengakuan para pihak yang sedang menjalani proses hukum di pengadilan. Di luar itu, belum ditemukan bukti konkrit yang dapat menguatkan rangkaian pengakuan dimaksud.

Sesungguhnya, adanya keterlibatan sejumlah anggota parlemen yang masih aktif di Senayan bukanlah cerita baru. Dalam persidangan sebelumnya, Yulianis yang merupakan mantan Wakil Direktur Keuangan Grup Permai sudah pernah membeberkan sederet nama yang diduga kuat terlibat dalam memainkan sejumlah proyek. Yulianis pernah menyebutkan bahwa nama-nama seperti I Wayan Koster, Olly Dondokambey, Aziz Syamsuddin, Zulkarnaen Djabar, Abdul Kadir Karding dan Said Abdullah turut bermain dalam menjalankan praktik busuk kongkalikong proyek di Senayan. Hanya saja, karena minimnya bukti yang dapat diperhadapkan ke persidangan, maka tidak heran bila kemudian sederet nama itu merespon tudingan Yulianis sebagai bentuk fitnah.

Dalam dunia hukum, dikenal adanya asas praduga tidak bersalah (presumption of innocence). Artinya bahwa seseorang harus dianggap tidak bersalah sampai benar-benar pengadilan menyatakan bahwa yang bersangkutan bersalah melalui putusan yang telah berkekuatan hukum tetap. Dengan demikian, maka tudingan terhadap sejumlah nama yang pernah dibeberkan Yulianis belum sepenuhnya dapat diakui kebenarannya kendatipun terdapat sejumlah indikasi yang mengarah pada pembenaran tudingan dimaksud. Di sinilah perlu dipegang prinsip kehati-hatian agar kemudian tidak menjadi boomerang bagi pihak-pihak yang telah mendengungkannya ke permukaan.

Peran Ganda

Terlepas dari benar tidaknya tudingan Yulianis, Rosalina maupun Angie, sudah menjadi rahasia umum bahwa tidak jarang para anggota DPR justru memainkan peran ganda dalam memangku kursi kekuasaan. Di satu sisi, para wakil rakyat itu seolah begitu garang dan berani dalam memperjuangkan kepentingan rakyat. Berbagai upaya dilakukan, mulai dari mengkritisi sampai dengan memanggil para pejabat eksekutif yang diduga bermasalah dalam memainkan perannya. Praktik-praktik seperti ini sering dipertontonkan ke publik, namun kemudian makna sesungguhnya tidak jarang justru sudah tercium duluan. Model kinerja semacam ini begitu sering dimanfaatkan sebagai ajang dalam mendongkrak popularitas.

Sementara di sisi lain, peran yang barangkali kurang lebih sama garangnya juga turut dimainkan. Namun pola permainan peran yang satu ini justru ditutupi sedemikian rupa dan bahkan berusaha menghindar dari jangkauan publik. Peran menjadi broker proyek, makelar kasus dan sederet bentuk-bentuk perbuatan menyimpang lainnya juga kerap membayangi rutinitas dan kinerja anggota parlemen. Maka tidak heran bila kemudian pada saat pencalonannya, para wakil rakyat rela merogoh kantung melebihi dari batas penghasilan selama lima tahun sebagai wakil rakyat demi meraih empuknya kursi kekuasaan di parlemen.

Para wakil rakyat itu nampaknya meletakkan keyakinan bahwa kedudukan sebagai wakil rakyat adalah merupakan kedudukan yang mampu mendulang materi dan menaikkan status sosial yang lebih terpandang di mata publik. Pola pemikiran semacam ini sudah lama dibangun dan bahkan telah membudaya dari masa ke masa. Di sinilah mulai terlihat bahwa sesungguhnya langkah membela kepentingan rakyat hanya dijadikan topeng guna meraih simpati dan dukungan publik demi menggapai empuknya tahta kekuasaan.

Kalau kemudian seluruh kebobrokan yang selama ini bersemayam di Senayan berhasil dibongkar ke permukaan, maka tidak tertutup kemungkinan bahwa ancaman "Tsunami" sebagaimana dikemukakan Angie akan benar-benar terjadi. Persoalannya kemudian adalah sejauh mana kesiapan alat bukti yang ada terkait kebobrokan para wakil rakyat itu. Ketika hal itu benar-benar telah terpenuhi, maka upaya mengguncang Senayan melalui pembongkaran kebobrokan yang melekat di dalamnya bukanlah pekerjaan sulit.
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Item Reviewed: Senayan Diancam 'Tsunami' Rating: 5 Reviewed By: Unknown