Seperti diketahui, Komarudin selama ini indekost di Jalan Manukan Tama, Surabaya. Pemuda berusia 19 Tahun tersebut bekerja sebagai pembuat meja billiard. Tempatnya bekerja tepat berada di Majid yang dijarahnya, yaitu Masjid Baitul Fatah.
Kepada Polisi, Komarudin mengaku setiap ia menerima gaji selalu bersenang-senang ke lokalisasi bersama teman-temannya. Dan ketika duit gajinya habis digunakan berfoya-foya, ia bersama ketiga rekannya yang bernama Stemi, Gundul, dan Arman merencanakan aksi kejahatan yaitu mencuri kotak amal di masjid.
Ide terkutuk itupun lantas benar-benar dilakoninya. Dan modus yang digunakan dengan cara berpura-pura menjadi jama'ah yang hendak shalat di masjid itu. Dan mereka berhasil menggondol kotak amal berikut isinya sebesar Rp.18 Juta. Selanjutnya pesta syahwat terus berlanjut di Dolly. Namun siapa sangka jika perbuatan jahat itu terendus Polisi setelah menerima laporan dari warga. Keempat penjahat itupun diburu, namun Polisi hanya berhasil meringkus Komarudin di tempat kerjanya. Sedangkan tiga penjahat lainnya berhasil meloloskan diri dan sedang diburu Polisi.
""Saya ketagihan ingin selalu tidur dengan PSK langganan saya di Dolly bersama teman-teman. Dan saat ini saya kehabisan uang untuk membayar PSK di sana, terpaksa saya nekat mencuri kotak amal itu," tutur Komarudin meratap.
Kanit Jatanum, Polrestabes Surabaya, IPTU MS Ferry kepada metrosurya.com mengatakan, laporan dari warga saat itu langsung ditindak lanjuti, dan berhasil mencokok satu orang pelakunya, yaitu Komarudin. Sementara ketiga rekannya masih diburu.
"Kita berhasil mengamankan satu dari keempat pelakunya. Sedangkan tiga temannya yag lolos kita nyatakan buron. Mereka ini terbilang penjahat spesialis kotak amal masjid. Dan total uang yang mereka curi sebesar Rp.22 Juta," kata Ferry.
Foto : Komarudin saat di Mapolrestabes Surabaya bersama barang bukti
Reporter : M Nazar, Surabaya melaporkan
0 komentar:
Posting Komentar