Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Mappaodang, Sulawesi Selatan, Kombes Purwadi sedang berada di ruang kerjanya, di RS Bhayangkara Mappaodang, Sabtu (6/4), pukul 14.00 WIT.
Saat itu Briptu Ishak Tiranda, petugas kepolisian yang bertugas di Satuan Pengamanan Objek Vital Polrestabes Makassar, datang menghadap. Mereka terlihat berbincang sejenak. Namun, tiba-tiba.....dor! dor! Setidaknya empat letusan pistol terdengar. Purwadi ditemukan terkapar bersimbah darah, sedangkan Briptu Ishak tak ketahuan batang hidungnya.
Dari penyidikan kepolisian sejauh ini, Ishak diketahui telah menembak Purwadi membabi buta. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Boy Rafli Amar menegaskan tindakan yang dilakukan oleh pelaku merupakan kesalahan fatal dan tidak dapat dibenarkan. "Diduga ada ketidakpuasan dari pelaku yang merasa tidak nyaman dengan keputusan yang dibuat korban. Namun (penembakan) ini tidak bisa dibenarkan," ucap Boy saat dihubungi wartawan, Minggu (7/4).
Boy menjelaskan, pada mulanya Ishak diduga datang kerumah sakit untuk mempertanyakan rencana perluasan area rumah sakit. Rencana tersebut menurut pelaku justru menyebabkan areal rumah dinasnya yang nerada di sekitar rumah sakit jadi tergusur.
Naas, akhir dari perbincangan tersebut menyebabkan korban terkapar dengan tiga timah panas bersarang ditubuh. "Peluru bersarang di paha bawah dan atas sebelah kiri serta luka dibagian leher kiri," singkat Boy. Kondisi korban, sambungnya, cukup kritis dan sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Regional Dr Wahidin Sudirohusodo, Makassar. Ishak setelah buron beberapa jam, akhirnya menyerahkan dirinya. "Korban cukup kritis ya dan harus dirawat intensif. Sedangkan pelaku sudah diamankan dan sedang diperiksa penyidik. Kasus ini akan diselidiki untuk mencari motifnya," pungkas Boy. GTR
0 komentar:
Posting Komentar