Ada cerita memprihatin dari pasukan Yonzipur 9 Kostrad setelah 1,5 bulan mereka bertugas menanggulangi kebakaran lahan. Dalam tugas, mereka menyaksikan sendiri terjadinya perambahan lahan secara besar-besaran di Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN).
Seperti diketahui, kawasan TNTN adalah lahan milik Negara yang pengelolaannya dilakukan langsung Kementrian Kehutanan Lingkungan Hidup. Penjarahan yang terjadi di kawasan itu sebagian besar dilakukan oleh masyarakat. "Mereka menjarahnya secara besar-besaran dan membakarnya untuk ditanami kelapa sawit. Kami bahkan bahkan menyaksikan sendiri hal itu," kata Sersan Kepala F Toni. A dari Yonzipur 9, Kostrad di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru.
Toni yang saat bertugas menanggulangi kebakaran menjabat sebagai Wadan Satpos itu menuturkan, kebakaran di TNTN diduga kuat dilakukan secara sengaja oleh para perambah. Dalam menjalankan aktivitasnya, mereka juga mendirikan banyak gubug liar. Ada dua orang pelaku tertangkap pasukan Yonzipur 9 Kostrad sedang membakar lahan.
"Sangat luas sekali yang mereka jarah. Dan mereka sangat berani melakukannya meski tahu lahan itu milik Negara. Kami menangkap dua orang pelaku pembakaran dan menyita 4 mesin chainsaw untuk menebang hutan. Keduanya mengaku sebagai orang suruhan Kepala Desa. Saat itu mereka melakukan pembakaran di Desa Kembang Bunga," ujarnya.
Untuk itu Toni berpesan, agar masyarakat tidak lagi menguasai tanah milik Negara apalagi sampai membakar hutan di lahan itu. "Itu jelas tidak dibenarkan dan melanggar hukum. Saya berharap masyarakat sadar dan tidak mengulanginya lagi. Sekali lagi itu tidak dibenarkan," Tegas Toni.
Disamping itu, lanjut Toni, pemerintah juga harus serius menjaga kawasan hutan di Taman Nasional Tesso Nilo.
Reporter : Anes Ringgo/WS
0 komentar:
Posting Komentar