JAKARTA-Prof Dr Sofjan Sauri Siregar, Rektor Universitas Islam Eropa yang berada di Rotterdam, Belanda, menegaskan jumlah anggota DPR dan DPRD sekarang ini haruslah dipangkas sekitar 50 persen demi mengurangi pengeluaran dan efisiensi anggaran negara.
Tindakan ini harus dilakukan agar uang negara bisa diselamatkan dan tidak dihambur-hamburkan untuk membiayai fasilitas yang dipersiapkan kepada anggota DPR/DPRD yang citra kerja mereka tidak memuaskan sama sekali, ujar Sofjan yang juga Kandidat President Konvensi Rakyat, dalam wawancara dengan Metrosurya.com Via telpon di Jakarta, 29/12/2013.
Banyaknya anggota DPR/DPRD yang terlibat korupsi, studi banding keluar negeri dengan paket wisata selain sering alfanya mereka dalam rapat pleno telah memberikan citra buruk terhadap lembaga legislatif dewasa ini, tegasnya.
Selain itu, banyaknya Undang Undang yang tidak terselesaikan dalam kapasitas mereka membuat undang-undang menunjukkan bahwa anggota DPR yang duduk di legislatif tersebut tidak mampu bekerja secara maksimal, karena itu tidak ada gunanya jumlah ada dipertahankan nantinya, ujar Sofjan.
Menurut Sofyan, para anggota yang duduk di badan legislatif terkesan hanya cari uang saja untuk kepentingan mereka masing masing, sehingga mereka seakan akan tidak memiliki "sense of crisis" terhadap nasib bangsa ini.
Ke depan nantinya, anggota yang duduk di badan legislatif adalah orang yang betul betul punya bakat dan tahan uji serta punya perhatian terhadap nasib rakyat, tegasnya.
Komite Konvensi Rakyat telah menjaring tujuh calon presiden untuk pemilu 2014. Ketujuh calon presiden tersebut dipilih atas sejumlah pertimbangan antara lain kemampuan dan pengalaman masing-masing.
Ketujuh kandidat tersebut adalah Prof Dr Yusril Ihza Mahendra (Ketua Dewan Syura PBB), Dr Rizal Ramli (Ekonom), Prof Dr Sofjan Sauri Siregar (Rektor), Isran Noor (Bupati Kutai Timur), Ricky Sutanto (Pengusaha), Tony Ardie (aktivis) dan Ani Iwasaki (penulis).
Gus Solah, selaku Ketua Komite Konvensi Rakyat, mengatakan ke-7 kandidat capres alternatif itu harus siap menghadapi persaingan ketat dengan kandidat lainnya, baik itu sesama kandidat capres Konvensi Rakyat maupun capres lainnya.
"Konvensi Rakyat berharap mereka bisa menjadi alternatif calon pemimpin bangsa yang bisa berlaga dalam Pemilu Presiden mendatang," tambah Gus Solah.
Sekretaris Komite Konvensi Rommy Fibri menjelaskan, ke-7 kandidat akan diadu dalam debat untuk memaparkan visi dan misinya kepada rakyat, sekaligus menyerap semua aspirasi rakyat, karena pemimpin harus peka dan memiliki kepedulian terhadap derita rakyat.
Tindakan ini harus dilakukan agar uang negara bisa diselamatkan dan tidak dihambur-hamburkan untuk membiayai fasilitas yang dipersiapkan kepada anggota DPR/DPRD yang citra kerja mereka tidak memuaskan sama sekali, ujar Sofjan yang juga Kandidat President Konvensi Rakyat, dalam wawancara dengan Metrosurya.com Via telpon di Jakarta, 29/12/2013.
Banyaknya anggota DPR/DPRD yang terlibat korupsi, studi banding keluar negeri dengan paket wisata selain sering alfanya mereka dalam rapat pleno telah memberikan citra buruk terhadap lembaga legislatif dewasa ini, tegasnya.
Selain itu, banyaknya Undang Undang yang tidak terselesaikan dalam kapasitas mereka membuat undang-undang menunjukkan bahwa anggota DPR yang duduk di legislatif tersebut tidak mampu bekerja secara maksimal, karena itu tidak ada gunanya jumlah ada dipertahankan nantinya, ujar Sofjan.
Menurut Sofyan, para anggota yang duduk di badan legislatif terkesan hanya cari uang saja untuk kepentingan mereka masing masing, sehingga mereka seakan akan tidak memiliki "sense of crisis" terhadap nasib bangsa ini.
Ke depan nantinya, anggota yang duduk di badan legislatif adalah orang yang betul betul punya bakat dan tahan uji serta punya perhatian terhadap nasib rakyat, tegasnya.
Komite Konvensi Rakyat telah menjaring tujuh calon presiden untuk pemilu 2014. Ketujuh calon presiden tersebut dipilih atas sejumlah pertimbangan antara lain kemampuan dan pengalaman masing-masing.
Ketujuh kandidat tersebut adalah Prof Dr Yusril Ihza Mahendra (Ketua Dewan Syura PBB), Dr Rizal Ramli (Ekonom), Prof Dr Sofjan Sauri Siregar (Rektor), Isran Noor (Bupati Kutai Timur), Ricky Sutanto (Pengusaha), Tony Ardie (aktivis) dan Ani Iwasaki (penulis).
Gus Solah, selaku Ketua Komite Konvensi Rakyat, mengatakan ke-7 kandidat capres alternatif itu harus siap menghadapi persaingan ketat dengan kandidat lainnya, baik itu sesama kandidat capres Konvensi Rakyat maupun capres lainnya.
"Konvensi Rakyat berharap mereka bisa menjadi alternatif calon pemimpin bangsa yang bisa berlaga dalam Pemilu Presiden mendatang," tambah Gus Solah.
Sekretaris Komite Konvensi Rommy Fibri menjelaskan, ke-7 kandidat akan diadu dalam debat untuk memaparkan visi dan misinya kepada rakyat, sekaligus menyerap semua aspirasi rakyat, karena pemimpin harus peka dan memiliki kepedulian terhadap derita rakyat.
Foto : Prof Dr Sofjan Sauri Siregar, Rektor Universitas Islam Eropa
Redaksi
0 komentar:
Posting Komentar