728x90 AdSpace

 photo 720x90_zps7gcl6vrq.gif
Latest News
Selasa, 11 Desember 2012

Riuhnya Bursa Jabatan Menpora


Jakarta - Kursi kosong Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) yang ditinggal Andi Mallarangeng, membuat panggung politik menjadi heboh. Hibuk terutama bersumber dari internal partai koalisi. Kode-kode politik itu diluncurkan ke publik, dengan harapan direspon sang Presiden. Sejumlah partai koalisi mewacanakan beberapa nama untuk dijagokan menjadi Menpora. Dari kubu Golkar muncul nama Priyo Budi Santoso dan Idrus Marham. Lucunya, Idrus yang dijagokan oleh Sekretaris Fraksi Partai Golkar Ade Komarudin, malah mengusulkan Priyo, yang menjabat Ketua DPP Partai Golkar.
Namun Priyo, dengan gaya diplomatis, mengatakan bahwa soal siapa pengganti Menpora merupakan hak prerogatif presiden. "Kita biarkan presiden memilih dari parpol atau profesional boleh, utamakan dari Partai Demokrat," katanya.
Priyo malah menampik usulan dari dari rekan partainya agar ia menduduki pos tawaran sebagai Menpora. Priyo juga meminta agar partainya tak menyodorkan nama pengganti Andi Mallarangeng.
Sedangkan dari kubu koalisasi lainnya, juga mencuat sejumlah nama. Seperti di PKB, yang melontarkab nama Abdul Malik Haramaian. Mantan Ketua Umum PB PMII ini juga disebut sebagai representasi PKB, dan menjadi kuda hitam sebagai Menpora pengganti Andi Mallarangeng. Kalangan internal PKB menilai, masuknya Malik Haramain dapat menjadi jembatan pemerintah dengan kalangan aktivis muda NU.
Sementara itu PKS, PAN dan PPP sampai saat ini tak turut serta menyorongkan kadernya untuk menjadi nominator pengganti Andi. "Itu merupakan hak prerogatif presiden. Kita tidak mendorong dan menghalang-halangi," begitu alasan Arwani Thomafi, Ketua DPP PPP.
Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Hayono Isman menanggapi munculnya nama-nama kandidat Menpora itu dengan gaya diplomasi. Menurut Hayono, idealnya pos Menpora diisi kader Partai Demokrat. "Secara etika, Menpora adalah jatah Partai Demokrat. Namun secara politik bisa saja rotasi," kata Hayono.
Dia menilai, menjelang Pemilu 2014 pemerintah harus fokus dalam bekerja. Menteri dari kalangan partai politik, kata Hayono, merupakan pimpinan partai politik. "Saya mendukung, di akhir jabatan SBY, beliau harus sukses, dibantu oleh menteri yang fokus dalan bekerja, bukan yang membebani," ujar anggota Komisi I DPR ini.
Secara tersirat, Hayono lebih merekomendasi pengganti Andi berasal dari kalangan profesional. Hal itu sejalan dengan keinginan PDIP, seperti ditegaskan oleh diungkapkan oleh Sekjen DPP PDIP Tjahjo Kumolo. Menurutnya, banyak persoalan di Kementerian Pemuda dan Olahraga yang harus segera dituntaskan. Karena itu, kata Tjahyo, dibutuhkan menteri dari profesional, bukan dari orang partai yang kemungkinan bakal semakin memperkeruh situasi.
“Alangkah bijaknya tidak diisi orang parpol, tokoh profesional yang masih netral dan taat serta patuh pada kebijakan presiden. Tapi kesemuanya terpulang pada prerogatif presiden,” ujar Tjahjo saat dihubungi, di Jakarta, Senin (10/12/2012).
Tjahyo menilai, posisi menpora bukan suatu institusi yang menjadi prioritas. “Memang olahraga penting, tapi kan sudah di back up KONI, kepemudaan/kemahasiswaan juga masuk bagian Diknas. Kantor Kemenpora hanya dalam posisi koordinator,” ujarnya.
Nah, harapan Tjahyo itu disambut oleh kalangan organisasi massa, yang juga menginkan Menpora dari profesional. Salah satunya adalah Mathla'ul Anwar, seperti ditegaskan oleh Ketua Umimnya, KH Ahmad Syadeli Karim. “Menpora selayaknya berasal dari kalangan profesional agar semua masalah Pemuda dan Olahraga diselesaikan tanpa muatan politis,” ujarnya saat dihubungi Senin (10/12/2012).
Hal senada diungkapkan oleh Geis Chalifah, aktifis Pemuda Al-Irsyad dan Mercy. Dengan Menteri dari kalangan profesional, menurut Geis, urusan pemuda dan olahraga tidak direcoki oleh para aktor di panggung politik. “Kalangan pemuda perlu menteri yang amanah dan profesional,” tegasnya saat.
Beberapa nama yang muncul dari kalangan profesional antara lain pengusaha muda Sandiaga Uno, mantan direktur utama LKBN Antara Ahmad Mukhlis Yusuf, dan tokoh basket Azrul Ananda. Sandiaga dikenal sebagai pengusaha muda pemegang saham mayoritas grup Recapital. Sandi juga dikenal sebagai penggemar basket dan olahragawan. Ia sering mengikuti lomba marathon di sejumlah kota di dunia, dan tercatat sebagai salah satu pelari yang membawa obor pada Olimpiade London 2012.
Sedangkan Azrul Ananda adalah penerus estafet grup perusahaan milik Menteri BUMN Dahlan Iskan, baik di bidang media maupun sektor energi. Ananda adalah pencetus kompetisi liga basket untuk kalangan mahasiswa dan pelajar.
Sedangkan Mukhlis Yusuf adalah profesional muda yang berhasil mengembangkan LKBN Antara menjadi kantor berita yang independen dan mandiri, baik dari sisi pemberitaan maupun manajemen bisnis. Menurut KH Syadeli Karim, Mukhlis cukup layak menduduki jabatan Menpora lantaran terbukti selama memimpin LKBN Antara, Mukhlis dipandang sebagai orang yang independen dan kredibel.
Geis Chalifah menilai, Mukhlis adalah sosok yang konsisten, profesional dan amanah. “Beliau juga mengerti aspirasi kalangan muda dan diterima oleh semua kalangan,” ungkapnya. Nama Mukhlis, menurut Geis, tidak saja diakui oleh berbagai kalangan di Indonesia, tapi juga sudah mendunia. Ia mencontohkan, Mukhlis pernah menjadi Presiden Organisasi Kantor Berita Asia Pasifik (OANA). Di bidang olahraga, Mukhlis pernah menjadi pengurus Perbasi Pusat.
Kini tinggal presiden SBY yang menentukan sikap. Sebab, meski berbagai kalangan mengincar jabatan bergengsi itu, ujung-ujungnya presiden lah yang menentukan siapa paling layak menjadi pembantunya. (HP)
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Item Reviewed: Riuhnya Bursa Jabatan Menpora Rating: 5 Reviewed By: Unknown