PALU-Kepala Kepolisian Resor (Polres) Palu AKBP Trisno Rahmadi mengemukakan pihak keluarga menolak "visum et repetum" bagian dalam pada jenazah Indar Parawansa beberapa saat setelah ditemukan tak bernyawa di Kota Palu, Rabu (15/1) malam.
"Keluarga di Surabaya hanya mengijinkan jenazah Indar divisum pada bagian luar saja," kata Trisno Rahmadi di Palu, Kamis (16/1).
Sejumlah media menyebut suami Indar Parawansa ditemukan meninggal dengan mulut berbusa di sebuah hotel.
Visum et repetum bagian luar yaitu tim medis tidak melakukan pembedahan untuk untuk memeriksa organ dalam guna mengetahui penyebab kematian seseorang.
"Saat itu keluarga korban berharap jenazah bisa diterbangkan secepatnya ke Surabaya sehingga tidak menghendaki visum dalam," kata Trisno.
Dari "visum et repetum" bagian luar, jenazah Indar Parawansa tidak ditemukan bekas luka, dan korban meninggal karena sakit diabetes yang telah lama diidapnya.
Trisno mengatakan, penyebab kematian korban juga diduga karena gagal fungsi jantung.
Saat korban diketahui meninggal dunia, ada keluarga yang menghendaki jenazah dibawa ke Makassar (kampung halamannya) dan ke Surabaya (kampung halaman istrinya).
Indar Parawansa juga mempunyai kerabat di Palu, sehingga dia sering berkunjung ke Ibu Kota Provinsi Sululawesi Tengah ini.
Saat itu Trisno menyarankan agar jenazah diterbangkan ke Surabaya jika prosesnya ingin lebih cepat sesuai jadwal penerbangan yang ada di Bandara Mutiara Palu.
Indar Parawansa dikenal sebagai tokoh kunci di balik kesuksesan istrinya yang pernah menjabat sebagai Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di era Presiden Abdurrahman Wahid.
Jenazah ayah empat anak ini sudah diterbangkan ke Surabaya pada Kamis pagi, untuk dimakamkan.
Foto : Khofifah Indar Parawansa
Sumber : Antara
0 komentar:
Posting Komentar