728x90 AdSpace

 photo 720x90_zps7gcl6vrq.gif
Latest News
Rabu, 08 Januari 2014

Risma Tak Puas Hasil Tim Audit KBS

SURABAYA-Setelah melakukan pengamatan ditubuh Kebun Binatang Surabaya (KBS) tim audit memaparkan hasil audit Kebun Binatang Surabaya (KBS) di hadapan Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, di ruang sidang wali kota, Selasa (7/1). 

Sebanyak 12 akademisi dari tim kajian Universitas Airlangga (Unair) secara bergantian menyampaikan temuan mereka.
Para auditor 'membedah' KBS dan mengamati dari berbagai aspek, diantaranya hukum, keuangan, aset, manajemen, keselamatan, standar operasional, dan lain sebagainya. Ganjar C Premananto selaku salah satu anggota tim kajian kelembagaan manajemen, menyoroti adanya konflik berkepanjangan di internal KBS.

Menurut Ganjar, situasi itu disebabkan karena beberapa pegawai masuk dengan sistem yang berbeda-beda. Sistem berbeda itulah yang kemudian menyebabkan terjadi nya pengkotak-kotakan pengurus KBS. Sehingga, atmosfer kerja menjadi kurang kondusif.
"Ini (konflik internal) yang harus diselesaikan terlebih dulu melalui metodologi mengumpulkan mereka-mereka yang pernah menjabat," tegas Ganjar.

Dikatakan Ganjar, tidak kondusifnya lingkungan kerja di KBS yang disebabkan pengkotakan karyawan itu juga memengaruhi kebijakan yang muncul tidak sesuai standar dan terkesan subyektif. "Kebijakan yang diambil semisal penempatan orang pada posisi tertentu, lebih kepada suka atau tidak suka (like and dislike)," sambung Ganjar.

Sementara Widi Hidayat yang menyoroti evaluasi dan kajian atas laporan posisi keungan (akuntansi), menyebut belum ada penerapan akuntansi yang baik di KBS dari sisi aset dan beban. Menurutnya, pihak Perusahaan Daerah Taman Satwa (PDTS) KBS perlu memperjelas status aset di KBS, untuk membedakan mana aset yang dimiliki KBS atau perkumpulan. "Aset harus dicatat dan dilanjutkan sehingga ketika pergantian pengurus, akan tetap berlanjut, tidak terputus. Memang yang harus segera diselesaikan adalah masalah hukumnya," jelas Widi.


Menurut Widi, KBS sebenarnya punya potensi besar untuk dikembangkan. Namun, penataan akuntansi harus dilakukan. Dia menambahkan, untuk saat ini, yang bisa dilakukan oleh PDTS KBS adalah memposisikan neraca awal dengan melihat apakah itu hutang, modal ataukah aset. "Unsur pendapatan dan beban harus diperhatikan, biar sehat," sambung dia.

Sementara Walikota Tri Rismaharini yang didampingi Sekretaris Daerah Kota Surabaya Hendro Gunawan, nampak kurang puas dengan apa yang dipaparkan oleh tim tersebut, ia beranggapan bahwa saat ini yang terpenting adalah melakukan identifikasi aset. Sebab, lanjut dia, pemkot tidak ingin memasuki ranah yang bukan wilayahnya. Artinya, pembangunan KBS hendaknya tidak bersinggungan dengan aset yang dimiliki pihak lain.

Setelah diperoleh kejelasan, kata walikota, barulah ditempuh langkah selanjutnya. "Bagaimana mungkin kita menyelesaikan secara hukum kalau tidak punya catatan sejarah yang jelas. Oleh karenanya, diperlukan identifikasi terlebih dahulu, itu dulu, kita gak perlu mengkonversikan kebidang-bidang lainnya" terang Risma, sapaan Tri Rismaharini.

Pada kesempatan itu, Risma juga mengungkapkan, jika terus deadlock dan belum ada jalan keluar maka pemkot kemungkinan akan membangun kandang baru di lahan KBS yang kosong, tanpa harus mengutak-atik kandang lama. "Sekarang yang penting kesejahteraan hewan dulu. Sebab, kandang yang sekarang ini sudah tidak layak. Kita tidak mungkin terus menunggu seperti ini," tegasnya.


 Pemkot Laporkan Kematian Satwa ke Polrestabes

Ditengah ketidakpastian izin konservasi dari Kementerian Kehutanan (kemenhut), satu per satu satwa KBS mengalami kematian. Setelah Gnu (rusa tanduk) yang mati karena kembung, terbaru seekor singa dilaporkan tewas terjerat tali sling. Menyikapi hal ini, Pemkot Surabaya langsung merespon dengan melaporkan kejadian tersebut kepada pihak berwajib.

Sekretaris Daerah Kota Surabaya Hendro Gunawan menjelaskan, sesaat setelah kejadian, Dirut PDTS KBS bersama Kasatpol PP langsung melapor kepada Polrestabes Surabaya. "Kita sudah laporkan dan tadi juga sudah dilakukan olah TKP. Selebihnya kita akan tunggu perkembangan hasil pemeriksaan," ujarnya belum lama ini.

Dengan dilaporkannya peristiwa ini kepada pihak kepolisian, Hendro berharap motif kematian satwa bisa diketahui. Termasuk pelakunya jika itu merupakan suatu upaya pembunuhan. "Makanya, kita tunggu hasil otopsi satwa. Apakah penyebab kematian satwa wajar atau tidak," imbuh mantan Kepala Bappeko ini.

Upaya mencegah satwa yang mati secara tidak wajar juga terus dilakukan pemkot. Termasuk, rencana pemasangan CCTV. Dikatakan Hendro, saat ini sedang dihitung titik-titik mana saja yang nantinya bakal dipasang CCTV.

Foto : 12 akademisi saat melakukan kajian terkait KBS bersama Walikota Surabaya, Tri Rismaharini
Reporter : Naf'an Hadi


  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Item Reviewed: Risma Tak Puas Hasil Tim Audit KBS Rating: 5 Reviewed By: Unknown