Pemerintah daerah setempat sebenarnya telah berupaya melakukan upaya, salah satunya melalui program Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) yang penerapannya dilakukan secara intensif guna mengembangkan penggunaan pupuk organik agar dapat memperbaiki struktur tanah pertanian yang tidak sesuai.
Sayangnya Kelompok Tani Makmur di Desa Paji tidak dapat memanfaatkan program tersebut. Padahal pemerintah telah menggelontorkan dana sebesar Rp186 juta beserta petunjuk teknisnya. Jika penerapan program itu tidak dimanfaatkan, kemana dana program tersebut mengalir?
Menanggapi hal itu, Sekretaris Kelompok Tani Makmur, Eko, mengatakan, program itu tidak ada petunjuk teknis dan pelatihannya. "Program itu belum ada juknis dan pelatihannya, jadi penerapannya kurang optimal," ujar Eko yang juga berprofesi sebagai Guru SMA Muhammadiyah Sukodadi sekaligus pendampuing dana PUAP.
Sumber Wartasurya.com mengungkapkan, seluruh anggota dan pengurus di dalam Kelompok Tani Makmur hanya sebagai pelengkap saja, selebihnya yang lebih mendominasi penerapan program ini Ketua Kelompok Tani Makmur, Karnoto, dan Sekretaris Kelompok, Eko.
Lebih lanjut sumber Wartasurya.com mengungkapkan, Karnoto pernah menjelaskan, dari penggunaan anggaran sebesar Rp50 juta dari program itu diperuntukkan kandang sapi dan rumah pengolahan kotoran Rp20 juta.
Menanggapi hal itu, Dinas Pertanian Pemkab Lamongan selaku pengendali dan pemonitoring anggaran program itu mengungkapkan, telah mengambil tindakan dengan memberikan surat teguran untuk kelompok tani tersebut.
Celakanya lagi, pelaksanaan program itu belum diketahui oleh Kepala Desa Paji. "Saya kok malah tidak tau ada program itu," ujarnya sembari menyembunyikan rasa keterkejutannya tentang adanya dana dalam pelaksanaan program tersebut.
Pertanyaannya, kemana dana Program Pengembangan UPPO mengalir ? Al Khabib RM
0 komentar:
Posting Komentar