728x90 AdSpace

 photo 720x90_zps7gcl6vrq.gif
Latest News
Kamis, 21 Maret 2013

Artis Ramai Nyaleg, Why?

Gendang pesta demokrasi sebentar lagi dibunyikan, geliat percaturan politik perlahan-lahan mulai memanas. Suhunya terus semakin meningkat dan hampir dipastikan berjalan alot. Sepuluh (10) Partai Politik sudah dinyatakan lolos setelah melalui proses verifikasi di Komisi Pemilihan Umum (KPU). 

Dengan begitu, masing-masing dari mereka sudah siap ambil bagian bersaing memperebutkan tampuk kekuasaan tertinggi dalam negeri. Karenanya, jauh-jauh hari sebelum tahun 2014 tiba, akselerasi politik pun gencar dimainkan. Supaya keikutsertaan mereka sebagai peserta kompetisi kelas elit tidak cuma numpang lewat, atau sekedar hanya pasang muka belaka.

Banyak hal dijadikan media mendekatkan diri pada publik. Salah satunya adalah dengan melakukan rekrutmen politik ala artis. Maraknya parpol mengusung artis sebagai kader tentu saja memiliki pertimbangan khusus. Sosok artis memiliki magnet kuat menggalang perhatian masyarakat, terlebih popularitas yang mereka punyai berpeluang besar menguatkan nama parpol dimata publik. Karenanya, banyak kalangan mengatakan, fenomena selebritis terjun ke dunia politik masih akan berlanjut di Pemilu 2014 mendatang.

Tak bisa dipungkiri, popularitas kalangan selebritis memang sangat tinggi. Bagaimana tidak, sorotan media terhadap kehidupan kaum selebritis membuat mereka dikenal luas oleh masyarakat. Hal ini membuat parpol melirik kalangan selebritis. Bukan apa-apa, popularitas yang tinggi bisa jadi ‘magnet’ untuk meraup suara di Pemilu 2014. Parpol pun berbondong-bondong untuk meraih simpati kaum selebritis dengan ideologi ataupun tawaran posisi politik. Kaum selebritis pun tinggal pilih, kebanyakan parpol akan menyambut dengan tangan terbuka. Tak ada yang salah, Undang-undang pun tak melarang.

Maraknya artis terjun dalam dunia panggung politik sebetulnya bukan fenomena baru. Pada pemilu-pemilu sebelumnya, banyak kalangan artis sudah terdaftar menduduki kursi-kursi penting disektor pemerintahan. Pada pemilu tahun 2009 kemarin, tercatat delapan belas (18) nama artis menjadi anggota dewan setelah memperoleh kepercayaan rakyat duduk di kursi parlemen. Angka tersebut boleh dibilang signifikan, mengingat pada tahun-tahun sebelumnya nama artis jarang melenggang ke gedung Senayan, kecuali dilayar televisi dan acara-acara infotainment.

Dan fenomena tersebut kian berlanjut hingga pemilu tahun 2014 mendatang. Setidaknya sampai hari ini terdapat beberapa nama artis yang sudah hampir dinyatakan fix mendaftarkan diri kebeberapa parpol untuk mencantumkan namanya sebagai bakal calon anggota dewan Senayan. Beberapa nama tersebut diantaranya adalah; Irwansyah, Ananda Mikola, dan Moreno Suprapto (Gerindra), Desy Ratnasari, Ikang Fawzi, Marissa Haque, Lucky Hakim, Dwiki Darmawan, dan Hengky Kurniawan (PAN), Krishna Mukti, Arzeti Bilbina, Mandala Soji, dan Kubil (PKB), Charles Bonar Sirait (Golkar).

Dan yang paling menggemparkan publik saat ini datang dari sosok Raja Dangdut, H. Rhoma Irama yang digadang-gadang ikut andil mencantumkan diri sebagai calon Presiden 2014. Dan isu tersebut semakin menguat setelah dua parpol besar, PKB dan PPP siap mengusung popularitasnya menjadi orang nomor wahid di Indonesia. Sontak saja kabar demikian membuat media kalang-kabut, dan menimbulkan tanda tanya besar dari lapisan masyarakat luas. Mengingat tampuk kekuasaan seorang presiden memerlukan sosok yang benar-benar memiliki kapasitas dan kapabalitas kuat memimpin Indonesia kedepan. Terlalu!

Sepintas jika kita mengintip life style dunia seleb, tak sedikit lapisan masyarakat berasumsi bahwa, dunia selebritis identik dengan gaya hidup glamor, serba mewah, plamboyan, bahkan tak sedikit pula yang ketahuan party obat-obatan terlarang. Contoh paling nyata adalah kasus Raffi Ahmad, yang minggu-minggu ini tetap menjadi perbincangan hangat media. Baik cetak maupun elektronik, lokal maupun nasional. Namun entah mengapa meski kaum seleb sudah nyata identik dengan dunia glamor. Tetap saja popularitas mereka melambung tinggi, menuai pujian dan perhatian publik. Bahkan hingga partai politik sekalipun dibuat termehek-mehek.

Nampaknya popularitas diri yang dimiliki dunia selebritis sudah menimbulkan paradigma baru dalam diri partai. Proses rekrutmen politik parpol tidak lagi memperhatikan kapasitas dan kapabilitas seorang kader. Melainkan lebih cenderung fokus pada popularitas dan elektabilitas. Hal demikian memang sah-sah saja. Mengingat parpol mempunyai kepentingan bagaimana meraup dukungan publik sebanyak mungkin. Meski pada nyatanya kader yang ia usung minim pengalaman. Akibatnya, tak jarang kinerja artis digedung parlemen jalan ditempat. Lantaran dirinya tidak tahu dan belum tahu betul tentang apa dan bagaimana tugas dirinya. Celakanya lagi, ada pula yang jadi bulan-bulanan media. Karena terjerat kasus penyelewengan kekayaan milik negara.

Sampai disini, maka penting rasanya bagi setiap parpol agar bersikap selektif merekrut kader. Jangan hanya mementingkan elektabilitas dan popularitas. Namun perlu pertimbangan lebih luas lagi prihal kapasitas dan kapabilitas. Karena walau bagaimanapun tetap rakyatlah yang menjadi bahan taruhan. Pada lain kesempatan, kaum seleb pun harus siap dan berani memperlihatkan konsistensi. Jangan sampai Pemilu dijadikan ajang kesempatan memperkaya diri. 

Siapapun kelak yang menjadi anggota dewan atau bahkan pemimpin negeri ini, artis ataupun bukan, rakyat akan terus mendukung digarda terdepan. Sepanjang memiliki kemampuan dan kecakapan memperjuangkan hak segenap bangsa, dan bisa mensejahterakan tanah pertiwi, atau dengan kata lain tidak membuat kondisi Indonesia jalan ditempat, apalagi jika sampai sekarat. ***

Penulis :  Syaiful Anwar
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Item Reviewed: Artis Ramai Nyaleg, Why? Rating: 5 Reviewed By: Unknown